Wilis, sebuah nama yang telah aku kenal dari dulu sudah tak asing lagi.
Banyak jalan jalan di beberapa kota memakai nama ini, bahkan PT. KAI menamai
salah satu kereta eksekutif terbaik mereka dengan nama Wilis. Namun hanya
sekedar nama yang terngiang oleh karena itu kali ini aku ingin menelusurinya
untuk dapat melihat dan menikmati keindahannya lebih dalam lagi.
Sesuatu yang indah tak akan bisa digapai dengan mudah adalah
sebuah pepatah yang pas untuk menggambarkan bagaimana menikmati keindahan Coban
Sriti yang berada di Kabupaten Lumajang, Kecamatan Pronojiwo.Selain Air Terjun Tumpak Sewu yang
sudah dikenal karena kecantikannya, ada juga beberapa air terjun lain yang tak
kalah indahnya. Satu diantaranya adalah Coban Sriti yang turut mengukuhkan
eksotika alam Kabupaten Lumajang.
Perjalanan jauh dari Surabaya menuju kawasan Pronojiwo di Lumajang untuk
berkunjung ke deretan air terjun yang berada disana terancam gagal karena pada
saat datang, kami dihadang dengan hujan yang begitu derasnya.
Satu destinasi Air Terjun indah bernama Kabut Pelangi sudah gagal kami
sambangi karena jalur trekking yang berbahaya saat hujan hingga akhirnya pihak
pengelola menutup akses kesana demi alasan keamanan.
Kebanyakan orang orang di sekitar Kota Malang dan Batu menamainya dengan
sebutan Gunung Putri Tidur. Karena memang gunung ini jika dilihat dari kejauhan
Nampak seperti orang yang sedang tertidur terlentang memanjang dari Kabupaten
Blitar hingga Batu. Dan bagian kepala dari bentuk orang tidur ini dinamakan
orang sekitar sebagai Puncak Buthak menjulang setinggi 2868 mdpl.
“Jika belum mempunyai dana yang cukup untuk pergi ke Raja Ampat coba
datang saja dahulu ke Labengki dan Sombori” begitulah kata kata dari beberapa
orang yang memang sudah pernah kesana. Tapi apakah benar Labengki seindah
dengan Raja Ampat yang tersohor itu? Dari banyaknya foto yang tersebar di
linimasa memang Labengki & Sombori mempunyai daya tarik yang luar biasa.