Mountaineering

Gunung Lembu - Tak Terbayangkan Sebelumnya

3/18/2015setapakkecil


Purwakarta.. kota ini biasanya hanya aku lewati saja ketika melaju di Tol Jakarta – Bandung. Tak terpikir sebelumnya untuk sejenak singgah di kota itu, yang aku tau hanya sebatas ada waduk bernama Jatiluhur dan Makanan khas yang bernama Sate Maranggi, hingga saat ini pun aku belum pernah tau cita rasa dari sate itu. Tapi ada satu tempat yang merubah persepsiku tentang Purwakarta, Kalian harus kesini.

Beberapa minggu yang lalu aku sempat membaca tulisan dari sebuah blogger yang juga kawan sekampus di ITS yaitu M.Catur Nugraha (www.backpangineer.com) yang menulis tentang Gunung Lembu. Aku pun penasaran karena baru mendengar ada gunung bernama Lembu, sedikit demi sedikit aku baca tulisan di blog itu hingga akhirnya sebuah tanda titik mengakhiri rangkaian tulisan yang aku baca sedari tadi. Bagai terkena racun akupun segera memutar rencana untuk segera ke sana, dan jujur saja aku pun menjadikan blog itu sebagai patokan perjalananku kali ini, mulai dari itinerary hingga carter pick up.

Kota Purwakarta dapat kita tempuh hanya 2 jam perjalanan dari Ibukota, ada banyak alternatif untuk menuju kesana diantaranya dengan bus dan kereta lokal yang hanya bertarif 3.5 ribu saja. Kali ini kami menggunakan bis agar bisa sampai di Purwakarta lebih pagi dibandingkan kereta yang berangkat agak siang.

Road Trip

Panas terik sang surya menyambut kami di Terminal Ciganea Purwakarta. Turun dari bus aku langsung dapat lambaian tangan dari seseorang yang duduk di pojokan terminal. Ternyata dia adalah Kang Wawan sopir pick up yang menanti kita sedari tadi. Tak membuang waktu kami segera mengangkat tas tas keril kami ke atas pick up apalagi terminal ini yang cukup berdebu. Kata kang Wawan titik pendakian Gunung Lembu dapat kita tempuh dalam waktu 1.5 jam, cukup jauh juga pikirku.

Jalur menuju basecamp pendakian cukup menyenangkan. Jalur berkelak kelok melewati pedesaan di sekitaran Jatiluhur. Udara cukup sejuk dibandingkan ibukota, itu pasti. Jalur beraspal cukup mulus, canda tawa sering keluar dari kita semua. Tak nampak kelelahan setelah menempuh perjalanan dari Ibukota. Tampak di kejauhan Gunung Parang menjulang kokoh, puncaknya tampak sangat lancip menantang langit. Di belakangnya tampak juga Gunung Bongkok yang memang memiliki bentuk agak membongkok pantas dengan nama yang disematnya. Dan setelah itu nampaklah Gunung Lembu, memang sekilas seperti Lembu / Sapi yang sedang duduk dengan beberapa bukit di atasnya yang menyerupai punuk sapi.

Melepas pandang ke Gunung Lembu, aku memikirkan bahwa nanti malam kami akan menikmati sisa malam di atas sana.. ahhh pasti menyenangkan. Terdapat basecamp yang menandakan titik pendakian, disini kita diwajibkan membayar retribusi sebesar 5 k. Menurut sang penjaga basecamp biaya ini akan dipergunakan untuk pembangunan fasilitas di basecamp dan perbaikan jalur menuju puncak. Kita juga pendaki pertama pada hari itu yang akan naik, tutur sang penjaga. Mendengar kata tersebut hati saya semakin bersemangat karena gunung ini masih sepi dan belum banyak terekspose seperti gunung gunung lainnya.

“Mas....Mbak nanti setelah turun dari sini tolong di tulis di blog blog yaaa..” “Biar jadi rame sini mas” ..begitulah tutur sang penjaga basecamp.

“Siappp kang.... nanti pasti ditulis di blog, stay tuned at Setapakkecil.com” sautku menimpalinya.

Tapi dalam hati sebenarnya aku tetap ingin gunung ini sepi seperti ini tanpa banyak pendaki tanpa banyak sampah. Tapi setelah dipikir pikir sayang juga tempat seindah ini tak aku tulis di blog setapakkecil.com , yaaa akhirnya jadi juga tulisan tentang Gunung Lembu disini.

Gerbang Pendakian Gunung Lembu
Jalur pendakian berada persis disamping basecamp, jalur berada di tengah tanaman perkebunan. Hanya beberapa meter saja kami berjalan jalur langsung menanjak tanpa ampun. Benar benar tanpa pemanasan pikirku. Dengan kemiringan konstan 45 derajat kira kira, ditambah dengan udara panas siang itu. Keringat pun langsung mengucur tanpa ampun, apalagi kaki ini sudah lama tak diajak berolah raga. Sungguh cobaan awal yang luar biasa.



Jalur menanjak ini berada di tengah tengah hutan bambu, ditambah banyaknya nyamuk yang bersileweran menghisap. Alangkah baiknya kalian membawa lotion anti nyamuk disini. Akhirnya di tengah jalur aku pun terduduk untuk pertama kalinya. Panas namun segar, mungkin karena berada di antara bambu bambu yang merupakan pohon dengan pengahasil O2 paling banyak. Diantara letih ini aku coba memandang jauh kedepan, dan ternyata terlihat waduk Jatiluhur, disini saja sudah tampak indah apalagi nanti saat aku sampai di puncak pasti apa yang ada akan lebih indah.

Jalur Gunung Lembu ini cukup menarik karena setelah jalur yang sangat menanjak tanpa ampun dari basecamp jalur akan berubah landai dan naik turun punggungan sampai 3 kali. Inilah keunikan Gunung Lembu, terdapat 3 punggungan bukit yang harus kita lalui. Bukit bukit ini jika dari bawah akan tampak seperti punuk lembu / sapi. Pada saat berjalan di punggungan ini pun aku merasa sedang merayap di punuk sapi raksasa.

View Setelah Punggungan 2

Setelah dari punggungan ke dua jalur akan mulai berubah menjadi terbuka dengan dengan kiri kanan jurang, tapi dengan jalur yang masih cukup lebar dan aman untuk kita lalui. Pemandangan dari jalur ini sangat indah, dimana kanan kiri kita adalah Waduk Jatiluhur. Pertama kali aku sempat bingung kenapa bisa ada Jatiluhur di kanan dan kiri jalur ini?, ahhh yang penting pemandangan yang disuguhkan sangat mempesona.

Jalur Dengan Kiri Kanan Waduk Jatiluhur

Di gunung ini juga terdapat beberapa tempat yang di keramatkan oleh masyarakat setempat, sudah ada plang plang informasi tempat kramat tersebut. Ada sebuah makam tepat di jalur yang akan kita lalui dengan pos bambu yang bisa kita gunakan berisrtirahat melepas lelah.

Melangkah kembali tiba tiba kabut menyergap di keheningan hutan. Suasana menjadi dingin ditambah keheningan dari kami yang mulai kelelahan. Sinar sang surya pun tak mampu menembus pekat kabut ini, suasana berubah menjadi sedikit muram. Tapi semua itu menimbulkan keindahan tersendiri yang tak mampu aku jabarkan dengan tulisan, suasana ini... suasana kabut.

Negeri Sejuta Kabut

Tempat camp cukup terbatas di Gunung Lembu, karena hanya ada beberapa lahan datar yang cukup layak untuk mendirikan tenda. Kami pun mencari tanah datar terakhir sebelum jalur semakin turun yang menuju Batu Lembu / Batu Pandang. Camp site disini cukup baik karena berada di antara rimbunan pohon tinggi yang akan melindungi kita dari terpaan angin.

Sembari kami mendirikan tenda dan mempersiapkan peralatan memasak aku sedikit menjelajah sekitaran tenda berdiri. Ternyata ada tempat indah yang tersembunyi diantara batuan tinggi. Terpaan angin tampak kencang karena keadaan yang terbuka. Dari atas batu kita dapat memandang keindahan waduk Jatiluhur sisi barat. Entahlah Jatilihur itu Waduk atau danau alami, tapi yang jelas dia membentang luas dengan pulau pulau kecil yang ada di tengahnya, garis tepian jatiluhur tampak meliuk liuk indah di tengah hamparan hijau pegunungan, Atap atap rumah pun tampak kecil dari atas Gunung lembu ini.


Pemandangan Di Belakangan Camp Site

Aku pun tak pernah membayangkan jika ada tempat seperti ini di Purwakarta, karena memang banyak sekali tempat indah di negeri ini. Pikiran pun melayang jauh dan berfikir jika Tuhan menciptakan Indonesia ini dengan perasaan riang gembira, karena banyak sekali keindahan dan kekayaan alam yang terdapat di negeri ini.

Menginjak malam hari udara tak sebegitu dingin seperti gunung pada umumnya mungkin karena gunung Lembu mempunyai tinggi yang tak seberapa. Malam begitu pekat kala itu karena langit tampaknya sedang muram, awan awan tipis menutup keceriaan bintang yang biasanya nampak di keheningan. Pohon pohon tampak bergoyang tertiup angin malam yang semakin kencang. Namun dibalik kepekatan malam saat itu aku sekilas melihat titik titik lampu di kejauhan. Bukan bintang bukan juga bulan karena letak cahaya itu ada di dasar rerimbunan pohon yang melandai ke bawah.

Dengan rasa penasaran aku pun mengajak kawan kawan yang lain untuk mencoba berjalan menuju jalur menurun yang terdapat di samping tenda. Aku menjadi yang terdepan melangkah di pekat malam. Jalur terus menurun dan menurun, pada awalnya aku ragu akan tujuan ini. Apakah jalur ini adalah jalur lain untuk menuju kaki gunung?, namun setelah 15 menit berjalan aku menemui sebuah titik dimana jalur menurun ini berakhir. Di titik ini terdapat sebuah batu besar menurun dan cukup landai. Aku terdiam sejenak, disambut dengan langkah kaki kawan kawanku di belakang.

Jeritan senang dari Ika dan Dinna membuyarkan lamunanku. Apa yang ada dihadapanku ini benar benar indah. Suasana terbuka tepat menghadap ke arah Waduk Jatiluhur, Lampu lampu keramba tampak semarak menyambut kami, tampak di kejauhan riuh lampu kota purwakarta, siluet gunung parang dan bongkok menjadi pemanis.

View Batu Lembu Di Malam Hari
Malam Di Atas Lembu

Tampak raut muka dari kawan kawanku berubah ceria melihat semua keindahan yang disajikan Gunung Lembu malam itu. Aku pun tersenyum kecil dan berkata terima kasih malam, aku tak menyangka dalam pekat gelapmu kau masih memberikan keindahan yang tak bisa kami dapatkan dalam terang. Walaupun bintang dan bulan tak kau tampakkan tapi kau ganti mereka dengan kelap kelip lampu dibawah sana. Terima kasih malam J

***

Malam pun tak selamanya menemai akan ada pagi yang akan menyambut. Aku pun terbangun di penghujung malam itu, nampaknya sebentar lagi akan fajar dan aku pun segera membangunkan kawan kawan yang lain untuk menunaikan sholat subuh. Tak ingin terlewat sapaan sang fajar kami segera melangkah setelah semuanya siap. Tak butuh waktu lama kami pun tiba di Batu pandang kembali.

Selamat Datang Sang Fajar

Dan apa yang di tawarkan sang fajar tak kalah dengan apa yang diberikan oleh sang malam, yaitu keindahan. Sepertinya sang fajar tau dimana kita akan menunggu dia pagi ini, karena sang fajar muncul tepat di hadapan kami, tepat di hadapan batu pandang tempat kami berdiri.



Matahari perlahan lahan mulai naik dari peraduannya. Yang sebelumnya hanya sebatas siluet siluet hitam kini semakin terlihat warna dan konturnya yang indah. Sungguh pagi yang begitu sempurna, tak ingin rasanya meninggalkan pagi yang indah di tempat sempurna ini. Tapi sang fajar terus beranjak naik dan kita juga harus segera kembali, kembali ke realita yang ada. Namun Gunung Lembu memberikan apa yang lebih dari bayangan sebelum aku menginjakkan kaki disini.

Pagi Yang Menakjubkan

Pesan terakhirku bagi kalian yang ingin ke Gunung Lembu alangkah baiknya kalian tetap menjaga kelesatarian dengan jangan membuang sampah sembarangan dan membawanya turun agar semua keindahan dan kelestarian Gunung Lembu tetap terjaga.

Karena banyaknya request dari teman teman, maka berikut kontak supir pick up yang kami gunakan pada saat menuju basecamp gunung Lembu. Namanya Kang Wawan (0838 1651 4583), silahkan ditawar sendiri yaaaaa.

You Might Also Like

49 komentar

  1. Oh, ini yang gak ngajak-ngajak aku oh.. Fine.

    ReplyDelete
  2. wah, makasih banget, cak..
    nama n blog ku ditulis serta dalam cerita perjalanan Gunung Lembu versi Setapak Kecil.

    Mantab kan jalurnya, haha
    udah ada banner selamat datang juga ya sekarang, makin dikenal deh Gunung Lembu

    ReplyDelete
  3. Terima kasih atas kritik dan sarannya, dan juga telah berkunjung ke gunung lembu. kami sedang pengembangan dan membuka area gunung lembu. ada 12 lokasi yg akan kita kembangkan kedepannya.
    kami mohon ijin untuk mencopy paste artikel ini+ foto petualangannya pada website resmi kami. dengan mencatumkan sumbernya...

    Official Website : www.gununglembu.com

    Salam

    ReplyDelete
    Replies
    1. Silahkan untuk di copy artikelnya :) . . semoga gunung lembu makin baik pengelolaannya dan yang terpenting adalah kelestarian dari gunung lembu sendiri.

      Salam Lestari.

      Delete
  4. tjantik kakak.... viewnya :D kapan-kapan bisa ikut feat babang jg hihiw

    ReplyDelete
  5. Waaah gan ajak ajak lah klo main pelisiran ke tempat tempat yang masih sepi gini, keren banget

    ReplyDelete
  6. Kmren di ajakin kang ridwan kesini juga tapi ga bisa ikut, nyesel euy :(

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yaahhh kan nyesel...makanya kalo diajak Ridwan yang nurut :p

      Delete
  7. mas rencana tanggal 8 aku kesana, ada nomor telepon kah. mau tanya itenary

    http://bukanrastaman.com/

    ReplyDelete
    Replies
    1. Berangkat dari mana mas? Tak perlu itin yang ribet sih mas, nanjaknya cuman 2 jam aja kok, tektok juga bisa sihh

      Delete
  8. Kalau dari stasiun purwakarta naik apa lagi broo??? Ada ngetrip ke lembu lagi apa kagak bro??? Ikutan lah.... huhi

    ReplyDelete
    Replies
    1. Naik pick up, charter...entah kapan mau kesana lagi . .hehe

      Delete
  9. Bro, kalo boleh tau biaya carter sama no kontak supirnya (kalo ada).... sekalian kalo ada alternatip angkutan ketengan (angkot gitu)
    Thanx bro...

    ReplyDelete
    Replies
    1. 083816514583 namaya kang wawan... Untuk biaya 250 ribu sekali jalan. Kalo angkot ga ada masbroo...agak jauh dari kota 1,5 jam naik pick up

      Delete
    2. Bang mau nanya, kalo dari stasiun purwakarta pick up nya juga 250?? Apa bisa nego?
      Rencananya abis uts mau cuss kesana nih, heheh

      Delete
  10. kerenn ... parang sm bongkok juga

    ReplyDelete
  11. Mantapppp, kapan" naik bareng bang...!!!

    Salam Rimba

    ReplyDelete
  12. minta contac orang pick up nya dong ka. sama estimasi budgetnya dong sekalian hehehe thanks ya ka
    please replay to elviananindy@gmail.com

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sorry baru bisa kirim kontaknya ya mbak :D , silahkan di tawar aja harganya.

      Delete
  13. maaf kak bisa nga kalau sekalian kasih infi Bulan2 apa yang bagus untuk naik ke Gunung Lembu?

    jadi kita tau kapan harus naik kesana dan mendapatkan pemandangan yang bagus.

    terimakasih

    ReplyDelete
    Replies
    1. Musim kemarau seperti ini paling bagus buat naik gunung mas.. View pasti cerah.. Ayo cepetan naik gunung :D

      Delete
  14. permisi bang punteun kalo kesana bisa bawa mobil pribadi ga?

    ReplyDelete
  15. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  16. Ijin tanya Bang, kalo mau naek motor amankah di beskem? Trima kasih

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aman bang, basecamp selalu ada yang jaga kok

      Delete
  17. Mas, ada kontak untuk pick upnya ga?

    ReplyDelete
  18. Ga nyangka bisa kesampean ke Gunung Lembu juga, meski harus rela pegel pantat karena perjalanan pake motor selama kurleb 5-6 jam dari Bogor. Rekomen kalo mau ke sini mendingan weekday sih, jadi sepi pas di Batu Lembunya itu kayak kemaren.

    Pemandangannya emang keren.. Sunrisenya manteb. Cuman kekurangannya hanya banyak nyamuk dan monyet liar. Monyetnya sering pisan nyolongin makanan euy.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Namanya juga bukit yang disebut gunung, jadi banyak nyamuk nakalnya :D tapi lembu memang sangat cocok untuk pelarian singkat penghilang kepenatan.

      Delete
  19. Bang mau tany diatas ada sumber air yg memadai kah ??

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tidak ada sumber air di atas bang, bawa air semua dari bawah.

      Delete
  20. salam kenal saya juga sudah ke Gunung Lembu tahun lalu akhir, saat ini sedang ke pending nulis tentang Gunung Lembu di blog saya. Salam kenal www.fromsabangtoarizona.com

    ReplyDelete
  21. Kalo Ga nginep Di gunung bisa Ga sih? Jadi habis naik,langsung turun lagi? Kan biasanya orang tua Ga ngijinin nginep hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ya tergantung gunungnya juga. Kalo kayak gunung lembu gini sih bisa tektok langsung turun karena cuman jalan kaki 2 jam aja sih, dan ga tinggi juga gunungnya.

      Delete
  22. insha Allah sabtu besok saya kesana, jadi ga sabar nih

    ReplyDelete
  23. Kemaren abis dari sini 😂 treknya ajib banget naik terus.. Tapi proses gk akan mengkhianati hasil 😄 keren bgt viewnya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Karena untuk mencapai surga itu memang butuh perjuangan, hehehe

      Delete
  24. Mas kalo turun nya 2 jam juga sama kayak naiknya?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya sama saja mas, tergantung fisik juga sih, hehe

      Delete
  25. Kak. Kalo mau ngecamp ada jasa buat nganterin ke atas ga? Biar ga ke sasar.. Hehe. Soal nya estimasi kaya nya nyampe malem deh.

    ReplyDelete
    Replies
    1. alhamdulillah ane udah pernah kesana dua kali ka. waktu kali pertama juga trek malam. insya Allah aman-aman saja. dibasecamp ada bnyak guide juga yg bersedia anter, tapi saran saya mending sama kelompok kita aja. dan satu lagi, harus hati-hati sama monyet tuan rumah gunung lembu, karena sering iseng-iseng gtuh deh monyetnya, hehe.. #salamLestari

      Delete

Followers

Contact Form