Selabintana atau biasa disebut penduduk Pondok Halimun adalah salah satu jalur pendakian Gunung Gede dari 3 jalur resmi yang disediakan. Gerbang masuk Gn.Gede via Salabintana memang tidak seramai gerbang Cibodas, dengan maksimal Quaota 100 orang, Salabintana kurang diminati pendaki dibanding gerbang masuk yang lain dikarenakan berbagai hal yang akan saya ceritakan pada tulisan kali ini. Namun dibalik itu semua justru menyimpan pesona yang sangat menarik dan patut untuk kita rasakan khususnya bagi para pendaki.
Jalur paling membuat mental down,
jalur paling membuat keringat mengucur deras, jalur paling panjang yaitu
sekitar 11 km, jalur paling menanjak karena tanjakannya seakan tiada habisnya,
jalur paling menggelikan ya geli karena banyak sekali penghisap darah “pacet”, Jalur
paling sepi apalagi tanpa kehadiran penjual nasi uduk semakin membuat siksaan
kita, Jalur paling berat diantara ketiga jalur resmi pendakian Gunung Gede inilah
jalur Selabintana. Deskripsi barusan memang sangat tepat untuk menggambarkan
suasana jalur pendakian gunung gede via selabintana ini. Jalur yang menurut
saya cukup saya lalui sekali seumur hidup dan bakal mikir 1000x untuk kembali
mendaki melalui Selabintana, satu kata Kapokkkk.
Perjalanan kali ini saya ditemani 7 kawan kawan yang sangat fenomenal, atau bisa dibilang menyenangkan. Yohan, Dino, Ridwan, Fahmi, Dwi, dan Dinna yang bisa saya katakana adalah sekumpulan orang orang hebat dalam perjalanan kali ini. Awal mula rencana pendakian ini adalah hanya ingin sekedar mencoba karena banyak racun dari Pak Seno Panthera (Cerita lengkap bisa dibaca disini) pendakian kali ini juga menjadi ajang latihan kami sebelum pergi ke Gunung Rinjani pada akhir bulan mei 2014 ini. Kami pun memutuskan mengambil jalur selabintana yang notabene jalur paling sepi sehingga mudah dalam pendaftaran booking online. Dan ternyata benar pada saat booking pun hanya kami yang mendaftar di jalur ini. Namun tak kami sangka seminggu sebelum keberangkatan kami cek kembali di website jalur ini telah Full Kuota bahkan minus. Wowwww…saya pun memikirkan kalau suasana pendakian akan ramai. Dan pada hari H kami pun meluncur ke Pondok Halimun dari Ibukota. Bila ada kawan kawan disini yang bertanya bagaimana transportasi menuju Pondok Halimun bisa dibaca lengkap DISINI.
Seperti biasa sebelum membaca lengkap cerita perjalanan pendakian Gunung Gede via Selabintana ini akan saya suguhkan video perjalanan pendek kami. Semoga bisa menjadi racun awal semenjak kalian mampir di blog ini.. hehehe. Silahkan di Buffer.
Sabtu pagi kami pun membuka mata di
dalam pos Volunteer Panthera, udara pagi itu terasa lebih dingin dibanding
waktu kami berkunjung kesini sebulan sebelumnya. Setelah melaksanakan sholat
subuh kami pun segera menyiapkan tas tas keril kami yang begitu besarnya. Sepagi
mungkin kami berencana untuk segera berjalan karena kami sadar karena
perjalanan akan lama. Tak lupa kami sarapan terlebih dahulu dengan bekal nasi
goreng yang kita beli semalam. Pagi itu selain kami ternyata sudah ada 2 tim
yang berjalan terlebih dahulu, mereka berjumlah 11 orang dan tim ke dua
berjumlah kurang lebih 5 orang. Dan jika dijumlah dengan kelompok kita total
hanya sekitar 23 orang yang akan melintas selabintana. Sungguh jumlah yang
jomplang dengan kuota 100 orang yang telah Full Booked.
Tepat pukul 7 kamipun segera
berkumpul di pelataran Pos melakukan pemanasan dan berdoa. Resi penjaga pos
Panthera pun memeriksa Simaksi kita, setelah oke kamipun diantar resi ke pintu
pendakian yang agak tersembunyi. Menurut Resi banyak pendaki yang terkecoh
dengan jalur berbatu lebar lurus yang akan kita lalui. Padahal jalur pendakian
setelah melewati pos panthera terdapat jempatan kecil jalur ada di sebelah kiri
dengan penunjuk Surya Kencana. Jalur berbatu lurus adalah jalur menuju Curug
Cibeureum.
Memasuki jalur pendakian trek akan
menyusuri punggungan bukit dengan jalur tipis kiri kanan jurang dengan kontur
yang terus menanjak. Benar benar sambutan yang tak mengecewakan. Sesekali
ranting dari pohon tumbang akan menghalangi awal perjalanan kami ini. Dedaunan
tampak rapat di kiri kanan, mungkin juga karena sepinya pendaki yang melewati
ini maka dedaunan bisa tumbuh subur dengan pepohonan rapat yang tampak
menghalangi sinar matahari menembus dedaunan. Jalur pun tampak gembur penuh
dengan humus dari tumpukan daun gugur. Namun menurut saya dengan suburnya
dedaunan di jalur ini maka akan berbanding lurus dengan perkembang biakan sang
penghisap darah “Pacet”. Teori saya ini pun segera terbukti dengan teriakan Si
Ridwan. Haaaahhh ada Pacettttttttt…… hahahahaha. Si mungil telah mendekam di
tangan Ridwan dan mulai menyedot jus darah, tak menunggu lama Mas Dino segera
mengeluarkan cairan ajaibnya. Di oles sedikit Pacet akan segera berjoget joget
dan melepaskan ciumannya. Cairan ajaib ini adalah minyak sereh atau bisa menggunakan
sitronela, cairan ini sangat ampuh untuk menghalau serangan pacet. Sebelum
berangkat tadi pun saya mengolesi minyak sereh di seluruh bagian tubuh yang
terbuka walaupun minyak ini beraroma seperti minyak nenek saya dahulu,
hahahaha.
Berjalan kurang lebih 2 jam
tanjakan tampak sedikit berkurang dan jalur bonus mulai mendominasi. Otot otot
kaki kamipun bisa sedikit relaksasi menikmati jalur menyenangkan ini. Berjalan
dan berjalan lagi kita akhirnya tiba di Cigeber. Pos ini terdapat di puncak
punggungan dengan tanah datar yang bisa menampung 5 – 8 tenda. Di pos ini
terdapat persimpangan yang cukup membingungkan, jalur yang benar adalah yang
kearah kiri dengan jalur yang sedikit menurun. Di pos pertama ini kami tak
beristirahat cukup lama karena sebelumnya kami telah banyak sekali
beristirahat.
Lanjut perjalanan kembali menuju
shelter Cileutik kita akan melalui jalur menurun arah kiri dan berganti
punggungan bukit. Jalur dari sini mulai sangat menanjak dengan jalur sempit. 15
menit setelah cigeber saya pun tiba terjatuh dengan kaki yang tak bisa saya
gerakkan, kaki terasa sangat kaku dan sakit, saya pun berteriak karena sakit.
Mas dino dengan sigap langsung mengurut kaki saya yang kram, dan Alhamdulillah
dengan bantuan mas dino kaki saya telah kembali dan siap untuk berjalan
kembali.
Menapak jalan kembali kaki terasa
lebih berat dari biasanya. Tapi hanya tekat yang mampu membuat saya untuk terus
melangkah. Jalur tetap menanjak tanpa ampun. Mulai dari sini perjalanan tampak
sangat lama, tanjakan demi tanjakan seakan selalu menemani langkah kita.
Estismasi waktu kami sampai di Cileutik pun meleset jauh. Jam 2 siang kami
belum juga bertemu dengan shelter cileutik, di kondisi yang mulai kelelahan
satu persatu tim mulai tampak sepi dan kehilangan keceriaan. Dan setelah
berjalan lebih dari 7 jam kami akhirnya bersimpangan dengan pendaki lain yang
akan turun menuju Pondok Halimun. Begitu senangnya bertemu dengan mereka di
jalur yang begitu sepi ini. Menurut penjelasan mereka Cileutik bisa kami tempuh
dalam waktu 1 jam dari posisi kami berdiri. Dan semoga ini bukanlah PHP.
Berjalan dengan semangat yang sedikit bertambah kamipun segera melangkah
kembali menerjang tanjakan tanjakan ini. Dan benar saja setelah 1 jam lebih
kami akhirnya bertemu Shelter Cileutik.
Cileutik merupakan pos yang dapat
digunakan untuk bermalam yang bisa digunakan untuk 5 – 7 tenda. Disini terdapat
plang penunjuk arah dengan angka 2,5 km lagi kita akan sampai di alun alun
Surya Kencana. Di pos ini juga terdapat air terjun kecil untuk sumber air minum
kita. Air terjun ini airnya sangat jernih dan sangat dingin, menyentuh sedikit
saja tangan akan tampak mati rasa. Di cileutik ini kami sempatkan juga untuk
menunaikan ibadah sholat sebelum kembali melanjutkan perjalanan. Menurut penuturan
Resi Volunteer Panthera dari pos Cileutik menuju alun alun Surya Kencana akan
dapat ditempuh dengan 2 jam perjalanan dengan medan yang menanjak namun
tanjakannya tak sebegitu jauh hanya sekitar 100 meter saja. okelah dengan jarak
100 meter tampaknya perjalanan akan terasa lebih mudah.
Beranjak dari Pos Cileutik setelah menyeberangi aliran air terjun jalur akan langsung menanjak hebat. Dan disini pun saya mulai berpikir, “Ahhh nanjak gini hanya 100 meter saja, setengah jam paling juga sudah landai”. Namun kenyataan tak sesuai dengan harapan, setengah jam, 1 jam tanjakan malah semakin menjadi jadi tanpa ampun. Menurut saya ini adalah jalur terberat di Selabintana ini, trek menanjak dengan kemiringan bervariasi antara 45 – 60 derajat, bahkan terkadang jalur berubah seperti parit sempit yang menanjak. 90 menit pun berlalu dan disini pun saya ingin memaki maki Resi dan Teman Volunteer Panthera yang lain “Fix..mereka hanya memberi harapan pada kami tadi, namun kenyataannya jalur menanjak ini adalah PHP Besarrrrr”. Hanya 100 meter menanjak katanya sihh…tapi perasaan ini jalur 10.000 meter yang tiada habisnya. Bahkan dijalur ini saya untuk pertama kalinya tampak sedikit ingin marah dan kesal dalam berjalan, bahkan sekedar untuk mengeluarkan kamera pun saya ogah.
Waktu pun semakin mendekati senja. Saya
pun tertinggal jauh dibelakang hanya berdua dengan Si Yohan. Kami berdua sangat
kelelahan dan kehilangan energi seiring dengan perut kami yang semakin
membuncit. Di sini kami menemui jalur berbatu licin dan sedikit becek, terdapat
tali yang membantu kami untuk tetap bergerak naik. Dengan sisa sisa tenaga kami
lalui itu dan Alhamdulillah di tengah deras peluh alam telah menyuguhkan
keindahannya, keindahan negeri sejuta senja.
Berjalan kembali Nampak tanjakan
sedikit lebih berkurang namun tetap dalam lingkupan hutan. 30 menit dari tanjakan
berbatu kita akan segera sampai di pertigaan Gunung Gemuruh. Disini kita harus
mengambil arah kiri. Dari pertigaan ini jalur akan terus menurun hingga kita
keluar hutan dan bertemu dengan padang luas di alun alun surya kencana barat.
Dan akhirnya kita sampai di Surya
Kencana tepat pukul 18.30, ahhh sungguh perjalanan yang sangat melelahkan dan
terkesan sangat jauh. 11,5 jam kita berjalan dari pagi hingga malam ini. Kita pun
segera berjalan kembali menuju tempat camp di samping aliran sungai yang
membelah Alun Alun Surya Kencana ini. Malam itu tampak langit memendarkan
kegembiaraannya, semburat bintang bintang tampak menemani kelelahan kami malam
itu. Namun sayang kali ini tak bisa saya abadikan karena fisik saya yang benar
benar kelelahan dan hanya bisa mendekam dalam tenda pada sisa malam yang ada.
Sebelum saya bercerita kembali mengenai perjalanan ke puncak, disini saya akan mendeskripsikan tentang keindahan Surya Kencana terlebih dahulu. Ya hitung hitung sebagai racun buat kalian kalian yang membaca tulisan ini.
***
Pukul 04.30 alarm pun berbunyi nyaring dan membangunkan seisi tenda. Malas sebenarnya untuk membuka mata tapi bayangan bayangan sunrise di Puncak Gede membuat saya terbangun dan bersemangat. Seusai sholat subuh satu persatu anggota telah bersiap untuk summit attack kecuali Yohan yang tampak malas malas dan akhirnya dia pun menawarkan diri untuk menjaga kelengkapan tenda. Dan disini pun saya berkesimpulan bahwa Polio yohan semakin akut, hahaha.
Alun – alun Surya Kencana adalah sebuah dataran seluas 5 hektar lebih yang ditutupi oleh indahnya hamparan bunga Edelwies berada di ketinggian kurang lebih 2.700 Mdpl, terletak di kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango.Ribuan tanaman Edelweiss tersebar di padang hijau yang luas ini, di setiap sudut pasti terdapat bunga abadi ini. Surya kencana memang menjadi surga para pendaki Gunung Gede ini. Namun sayang pada saat kami berkunjung kesini sang bunga abadi sedang belum berbunga masih kuncup kuncup kecil. Sumber air membentuk sebuah aliran sungai kecil yang membelah Surya Kencana di bagian barat. Air sungguh sangat jernih dan bisa untuk langsung diminum. Sebuah tempat yang sempurna atau yang bisa saya katakan adalah secuil surga dari sejuta surga yang Tuhan ciptakan di Nusantara ini.
Alun Alun Surya Kencana Background Puncak Gede |
Indahnya Surya Kencana |
***
Pukul 04.30 alarm pun berbunyi nyaring dan membangunkan seisi tenda. Malas sebenarnya untuk membuka mata tapi bayangan bayangan sunrise di Puncak Gede membuat saya terbangun dan bersemangat. Seusai sholat subuh satu persatu anggota telah bersiap untuk summit attack kecuali Yohan yang tampak malas malas dan akhirnya dia pun menawarkan diri untuk menjaga kelengkapan tenda. Dan disini pun saya berkesimpulan bahwa Polio yohan semakin akut, hahaha.
Untuk menuju puncak kita akan
melewati jalur berbatu yang telah tertata rapi dengan kemiringan yang relatif
menguras tenaga sekitar 45 derajat. Perlu waktu 60 menit untuk melaluinya. Jalur
menuju puncak melintas diantara pohon pohon cantigi yang indah. Tampak riuh
rendah pendaki di atas sana yang menandakan kita akan segera sampai di Puncak
Gede. Melangkah kembali akhirnya kita bertemu dengan tali yang memanjang dan
membatasi pinggiran kaldera dengan kawah. Berpaling ke kanan kita akan melihat
Plang bertuliskan 2956 mdpl yang artinya kita telah sampai di puncak tertinggi
Gunung Gede. Alhamdulillah saya pun sukses untuk menuntaskan 3 jalur pendakian
resmi Gunung Gede.
Berjalan ke arah kiri kita akan melihat pemandangan yang lebih menakjubkan. Di spot ini kita dapat melihat secara 360 derajat pemandangan dari ketinggian. Memang puncak gede adalah puncak yang terbuka dan inilah kelebihannya, hanya ada pohon cantigi cantigi kecil yang menemani. Berbeda dengan puncak Pangrango yang tertutup hutan lebat sehingga pemandangan pun terbatas. Tampak diseberang pagar pembatas uap dari kawah gede tampak mengepul, dan memang gunung ini adalah gunung berapi tipe B yang berarti gunung aktif tetapi dengan aktifitas yang bisa dibilang sangat kecil saat ini, atau yang bisa saya artikan Gunung yang hidup segan mati tak mau.
Dari sini kita bisa menikmati keindahan Gunung Pangrango yang tampak kerucut. Bentuknya pun menyiratkan betapa berat trek untuk mencapai puncaknya. Bagi kalian yang penasaran bisa dibaca DISINI. Dibelakangnya tampak 2 puncak Gunung Salak yang selalu menggoda saya untuk mengajak saya mendaki hingga puncaknya. Insha Allah suatu saat akan ku daki engkau Salak segede gunung. Dan kemudian melongok ke bawah tampak warna warni di tengah hijau Alun Alun Surya kencana, bak sampah yang bertebaran.
Gunung Salak Dari Kejauhan |
Dan kalimat terakhir di perjalanan
ini adalah ucapan Terima kasih untuk kalian para pecel “Pendaki Cepat Lelah
Lemes Letoy” yang telah bersama sama melintasi trek Selabintana kali ini. Senyum
dan canda kalian membuat kita semua tetap bisa melangkahkan kaki bersama sama
menikmati keindahan alam sang pencipta ini. Sekali kali lagi kalian luar
biasaaaa…hehehe. Dan janganlah kalian lupa untuk tetap berteriak Salam Sehat
Bebas Poliooooo… Woyoooooooooooo.
36 komentar
Kereeeen tulisannya, bisa di follow nih buat racun kalau mau naik gunung. hahahah
ReplyDeleteTerima kasih banyak mas :)
DeleteMasyaAllah. .. . .dapat ceritanya saja sudahh kayak ikut mendaki. Siippp saluut, mbak2nya hebat. Pendakian yang bisa ngajak yang tinggal di Jogja di mana?
ReplyDeleteThanks y mbak :), di jogja banyak sekali perkumpulan pejalan yang suka naik gunung, googling aja mbak.
Deletewah, mas pradikta dkk,,seru bngt t kyaknya. bner2 meracuni otak, menyentuh simpul saraf liar saya, heheh. kpan2 saya mesti ksana nih.....crita selanjutnya coba ke kawah ijen mas. tu jg gk kalah serunya sama bromo n tentunya g.gede ini..saya ada critanya dkit nih, kunjungi saya ya,,tq
ReplyDeleteThanks mas Idris. Ayoo berkunjung ke Gunung Gede mas :)
Deleteok mas, nyari tmen dlu biar rame. hehe
Deletebang maaf boleh tolong isi kuesioner skripsi saya tentang adventure di Sukabumi. salah satunya tentang hiking ke Gede via Selabintana. ini link nya docs.google.com/forms/d/1FxYxWzLHOKDz5e137ovi5jxmB5skLXn-fbMs80TROmg/viewform?usp=send_form
ReplyDeleteterimakasih :)
Segera meluncur :)
Deletewah selamat kang tripnya hebat, catpernya racun bngt haha..kebetulan waktu tgl 10 - 11 Mei 2014 kemarin sy ma adik sy yg kelas 1 SMA juga muncak ke gunung gede via selabintana dan turun via cibodas,,tanjakannya emg serasa ga abis2 hehe,,dan berasa banget alaminya *mungkin karena kita ngetrack b'2an doang kali ya,,hehe
ReplyDeletekpn2 boleh lah bareng hehe
Memang jalur selabintana paling top dari yang lain :p, kapan2 ayoklah kita jalan jalan ke gunung bareng :)
DeleteMas, aku lagi bakal manjat gede tanggal 4 september via cibodas terus lanjut ke puncak Pangrango... Punya tips? Cuaca nya bagus enggak ?? Bingung deh...
ReplyDeleteUntuk cuaca saat ini tidak bisa ditebak, Kalo lagi hujan ya itung2 dapat bonus mas, hehehe
DeleteInformasi petualangan yang lengkap, salam kenal dari lereng Rinjani Sembalun
ReplyDeleteMas sya & tman2 sbtu bsok mau manjat ke gede via salabintana, untuk pengambilan simaksi apa harus ke cibodas dlu yah...? thax
ReplyDeleteIya bener mas, semua simaksi harus di urus di pintu di Cibodas
DeleteSaya orang sukabumi tp blm pernah Sukaraja 30 mnit menuju PH tp blm pernag lewat jalur ini. Payahbda ah hahaaa top mas Sukes selalu salam polio
ReplyDeleteSaya orang sukabumi tp blm pernah Sukaraja 30 mnit menuju PH tp blm pernag lewat jalur ini. Payahbda ah hahaaa top mas Sukes selalu salam polio
ReplyDeleteKapan kapan harus dicoba mas biar jadi orang Sukabumi yang hitss.. hehehe
DeleteSae wa euy😀
Deletewaa, buat pemula lebih enakan jalur cibodas, gunung putri, atau selabintana?
DeleteLewat cibodas saja lebih aman, karena air ada dimana mana
DeleteBener gan .
DeleteVia salabintana alhamdulillah sudah saya lewati pokona wanjaiiiii
ReplyDeletemau naik gunung gede pangrango butuh guide....
ReplyDeletekami siap melayani dengan rute Selabintana (PH)-cileutik-alun2 Suryakencana. biaya akomodasi dan perlengkapan mendaki dan berkemah disediakan customer,, kami hanya sediakan guide penunjuk jalan,penunjuk tempat ziarah, bukan porter, porter sesuai pesanan bisa kami sesiakan,...
fast respon
WA 089631859081
SMS 085693845154
alamat jln wisata PH kp Nagrog selabintana Sukabumi.
lewat jalur selabintana yah...
2x muncak ke Gede, 2x juga lewat jalur yang sama, selabintana - cibodas. Cuma gak enak kalo lg musim kemarau, kali di surya kencana debit airnya kecil. Pernah nemu momen yang gak enak, liat para pendaki2 sableng a.k.a g*blog waktu pada buang hajat disitu. overall Gunung Gede lumayan lah buat pemula
ReplyDeleteWaduh kok buang hajat di aliran air? padahal kan itu sumber air minum satun satunya disana y bang
DeleteNanti juga kena batu nya sendiri gan
DeleteMantap racun asli ini mah haha, main main ke G.Salak via cimelati gan, biar pendek tapi bisa buat nambah cerita tentang trek yang mengagumkan haha
ReplyDeleteAda yg pengen lewat sini lagi ? Punya kontaknya gak bang ?
ReplyDeleteBisa hubungi Pak Seno 08157197158
DeleteUntuk basecamp via selabintana sendiri kalo boleh tau di kp. Apa ya?
ReplyDeletegunung salak indah loh pemandangannya dan cocok buat ngadem wkwkwk
ReplyDeletesalam lestari dari kami Tapak Tilas Adventure Cianjur
Ingin Cari Kaos Dakwah Terbaik, Disini tempatnya: Tshirt Dakwah Islam
ReplyDeleteMau Cari Bacaan yang cinta mengasikkan, disini tempatnya Cinta Karena Allah
bang kalo lewat sini kita bisa ngecamp dimana dulu ya bang untuk mulai pendakian pagi?
ReplyDeleteSaksikan pertandingan seru antara :
ReplyDeleteAston Villa vs Liverpool
Senin, 05 Oktober 2020 Pukul 01:15 WIB
jangan lupa betting jagoannya ya bossku
semoga menang jp ya bossku
Promo BOLASINGA :
- Bonus Deposit Harian 10%
- Bonus Cashback Slots dan Sportbooks Up To 15%
- Bonus Rollingan Casino 0.8%
- Bonus Rollingan Poker 0.2%
- Bonus Referral All Games 2.5%
- Bonus Referral Rollingan Sportbooks 0.1%
Ayuk daftar dan bermain bersama kami di www . bolasinga . net
Info lebih lanjut hubungi :
Whatsapp : +855 16 326 804
Instagram : bolasingaofficial
Twitter : Singa Bola
http://www.fcarema.com/
#prediksibola #taruhanbola #agenbola #bandarbola #bola #bolaonline #pokeronline