Travelling

Pantai Suwehan Diantara Keheningan

2/10/2017setapakkecil



Seperti “Dejavu” ketika melangkah menuruni bukit nan terjal ini, ya seperti aku sedang menuruni lereng lereng ketika mau turun gunung kalaupun boleh lebih di dramatisir turunannya seperti menuju Segara Anak Gunung Rinjani. Ini serius, sebenarnya aku sedang berada dimana? Ahhh tiba tiba suara ombak memecah lamunanku diantara peluh yang terus mengucur membasahi dahi. Aku tidak berada di gunung saat ini melainkan dalam usaha untuk menggapai Pantai Suwehan.


Terletak tersembunyi di bawah tebing tegak lurus di sebelah timur Nusa Penida, untuk menuju Pantai Suwehan membutuhkan sedikit usaha yang lebih. Ya karena memang untuk menggapai surga itu memang tak mudah, Pantai Suwehan memberikan salah satu contoh kecilnya.

Pepohonan besar yang tumbuh disepanjang jalur menjadi kanopi teduh untuk menghalangi sinar matahari yang masuk. Cukup asri dan teduh namun suhu panas khas pesisir ditambah jalur menurun yang lumayan cukup ekstrim tetap tak mampu mengahalangi cucuran peluh untuk keluar dari pori pori kulit.

Apalagi kami yang seakan tak siap untuk mengahadapi jalur menurun tajam seperti ini. Namanya juga pantai siapa sangka akan terlebih dahulu melalui jalur nan ekstrim seperti ini. Beberapa tentengan tas plastik berisi berbagai jajanan dan bungkusan makan siang yang kami beli di Toyapakeh tadi semakin memperberat langkah turun kami. Di beberapa titik kami harus saling membantu melempar barang bawaan ke bawah sekedar untuk lebih mudah melangkah turun dan tangan lebih leluasa untuk mencari pegangan yang dirasa aman.

Aku membawa satu tenteng penuh plastik jajanan, Mbak Okta membawa satu tenteng plastik juga, Lintang pun begitu, namun tidak dengan Fajar dia nampaknya lebih “desperate” dan terkesan syok melihat jalur yang seperti ini, dia hanya terdiam sepanjang perjalanan. Aku biarkan saja dia untuk berjalan dibelakang sembari memotret apapun yang ada dengan kamera yang selalu berada di genggamannya untuk menghilangkan pikiran tentang jalur yang luar biasa di depannya.

Setelah hampir 30 menit berjalan hamparan laut pun sudah ada di depan mata. Namun masih ada beberapa meter lagi turunan kebawah dan turunan terakhir ini seakan memberikan ujian yang paling nyata sebelum kaki kami menyentuh pasir pasir putih Pantai Suwehan. Aku yang berjalan paling depan sedikit kebingungan dan mencari cara bagaimana cara paling aman untuk turun.
“Sini aku bawain dulu tas plastiknya, nanti aku lemparin jika kamu sudah dibawah” kata mbak octa.

“Oke mbak, perhatikan ya..nanti ikuti caraku untuk turun” sahutku

Dengan sedikit merosot aku pun turun dan melalui jalur yang hampir tegak lurus ini. setelah berhasil sampai dibawah, mbak octa pun melempar semua barang bawaannya. Aku pun menjadi navigator untuk langkah langkah dari kawan kawan yang masih ada di atas sana.



Sesampainya kaki kaki menyentuh pasir kami pun berlarian seperti burung yang telah lepas dari sangkarnya dan menemukan rumahnya sendiri yang paling indah. Pasir pasir disini begitu halus dan putih bersih, tanpa sampah sedikitpun. Dinding terjal sebelah kiri bak benteng raksasa yang melindungi Pantai Suwehan ini dari kehidupan luar. Tepat di bibir pantai ada sebuah batu meruncing berbentuk layar yang seakan menjadi ikon dari pantai indah ini.

Aku pun terduduk di salah satu sudut yang terlindung dari matahari. Meletakkan saemua barang bawaan dan melepas semua lelah, menikmati semua keidahan yang ada di depan mata. Hanya kami yang ada disini, tak ada kelompok lain. Bak surga tersembunyi dan milik pribadi hanya deburan ombak yang memecah kesunyian. Terpaan angina lembut pun menerpa wajah seakan memberikan sambutan bagi kami yang terlalu lama akrab dengan kebisingan kota kota di pulau jawa.



Tak perlu menunggu waktu terlalu lama, satu persatu dari kamipun riuh kesana kemari untuk mengambil beberapa pose foto berlatar birunya laut dan tebing yang berdiri dengan megahnya. Si Fajar kinipun tersenyum lebar, wajah muramnya telah sirna, dia berlari lari kecil mencari beberapa spot foto yang dianggapnya menarik. Pantai Suwehan pun memberikan kado terindah untuk kami yang telah berhasil turun untuk menggapainya.



Kami nikmati semua sajian alam yang ada di Pantai Suwehan ini. Sepuasnya, karena perjalanan berat akan menanti sekembalinya kami beranjak pulang. Karena jalur masih tetap melewati jalur turun yang tadi. Entahlah bagaimana cerita nanti, yang terpenting saat ini kami bahagia menikmati surga tersembunyi bernama Pantai Suwehan.




Catatan:
  • Pantai Suwehan berada di Nusa Penida, Bali.
  • Ikuti arah menuju Pantai Atuh, dengan mengikuti plang yang sudah cukup banyak.
  • Setelah sampai di pertigaan Pantai Atuh, ikuti jalan yang lurus. Dan setelah ini jalan akan tampak membingungkan tanpa petunjuk arah yang pasti.
  • Jangan malu untuk bertanya jika kalian bingung.
  • Persiapkan fisik dengan baik dan jika kalian takut akan ketinggian pikirkan ulang untuk turun ke Pantai Suwehan.
  • Jangan tinggalkan sampah kalian, bawa kembali sampah kalian ke atas.



You Might Also Like

6 komentar

  1. Buset di Bali.... kirain dimana...

    ReplyDelete
  2. Mas..berapa lama dari toyapakeuh ke Suwehan?

    Minggu depan saya mau kesana tgl 26 jam 10an sampe tgl 28 pulang pake boat yg jam 3 sore.

    Tgl 26 dan 28 sewa motor. Tgl 27 sewa mobil full dari pagi sampe malem.

    Mohon sarannya, kalo saya ingin berkunjung ke tempat tempat ini bagusnya urutannya nya gimana ya

    1. Pasih Uug & Angel Billabong
    2. Pantai Kelingking
    3. Pantai Atuh dan Molenteng Tree House
    4. Pantai Suwehan

    Mohon sarannya. Terimakasih sebelumnya.

    ReplyDelete
  3. Minggu depan saya mau kesana tgl 26 Aug, jam 10an sampe Ty.Pakeh, dan tgl 28 Aug pulang pake boat yg jam 3 sore dari Ty. Pakeh.

    di Tgl 26 dan 28 saya rencana sewa motor. Utk Tgl 27nya sewa mobil full day dari pagi sampe malem.

    Mohon sarannya, kalo saya ingin berkunjung ke tempat -tempat ini bagusnya urutannya nya gimana ya

    1. Pasih Uug & Angel Billabong
    2. Pantai Kelingking
    3. Pantai Atuh dan Molenteng Tree House
    4. Pantai Suwehan

    Mohon sarannya. Mempertimbangkan jarak dan kondisi jalan. Terimakasih sebelumnya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sekitar 2 jam, karena tempatnya paling ujung di Nusa Penida. Urutan sudah benar seperti itu, namun itu perlu waktu 2 hari full day dengan pembagian hari pertama pasih uug dan kelingking. Hari kedua pantai atuh dan suwehan.

      Delete
  4. Aku main-main ke blog mu terus nemu artikel ini. Duh,, jadi kangen sama Suwehan. Padal pas lagi jalan turun sempet nyesel lho,, ngapain capek-capek lewat jalan nggak jelas begitu. E tapi,, sekarang udah kangen. Hahahaha.

    Ayo Dit travelling bareng lagi.

    ReplyDelete

Followers

Contact Form