Travelling

Goa Rancang Kencono - Mengatur Strategi Laskar Mataram

3/31/2016setapakkecil


"Induk itik sedang mengerami telurnya. Telur itu menetas dan anak-anak itik keluar satu persatu, tapi seekor anak itik berbeda dengan lainnya. Rupanya buruk sekali. Karena merasa berbeda, Ia berlari sejauh mungkin, dan bersembunyi di balik alang-alang." (Si Itik Buruk Rupa, Hans Cristian Andersen)


Sedikit kutipan yang menarik dan itu aku persepsikan dengan Kabupaten Gunung Kidul. Berbeda dengan 4 saudara kabupaten yang lain di Daerah Istimewa Yogyakarta yang sangat subur dan hijau, gunung kidul hanya merupakan sebuah dataran karst nan tandus dan sering dilanda kekeringan sepanjang musim.

Dulu gunung kidul kerap dipandang sebelah mata oleh para pelancong yang datang ke daerah Jogjakarta, namun kini seiring berjalannya waktu satu persatu pesona keindahan gunung kidul pun semakin sering dibicarakan khalayak ramai.

Geopark Gunung Sewu begitu tulisan besar ketika kita melintas masuk ke daerah Gunung kidul. Terbayang sudah apa saja keindahan yang ada di dalamnya, mulai dari sisa sisa pegunungan vulkanis, Goa bawah tanah yang menawan, hingga cantiknya pantai yang berpasir putih.

Dan kini ibarat anak bebek buruk rupa, Gunung kidul telah menjelma menjadi angsa yang cantik jelita. Keindahannya seakan membuat orang terkagum kagum, dan salah satu permata gunug kidul yang akan saya ceritakan disini adalah Goa Rancang Kencono.

“Rancang Kencono” yang dalam bahasa Jawa berarti merancang senjata, mengandung artian jika dahulu kala goa kecil ini sering digunakan para pendahulu kita untuk merencanakan strategi bagaimana cara yang tepat untuk mengusir para penjajah keluar dari negeri kita tercinta ini.

Tepatnya adalah para laskar kerajaan Mataram yang merencanakan strategi mengusir penjajah Belanda dari Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat, begitulah sepenggal sejarah yang diceritakan secara detail oleh mas wawan. Di adalah seorang guide lokal yang dikelola swadaya oleh masyarakat Desa Bleberan.

Sambil mendengarkan cerita dari mas wawan tentang bagaimana dulunya tempat ini sering menjadi tempat pertemuan tepatnya di pelataran goa. Tepat di depan pelataran dan yang juga merupakan mulut goa berdiri dengan gagahnya sebatang pohon klumpit raksasa. Lubang besar akibat lapuk terlihat di batang pohon menjadi penanda usianya yang sudah renta.

Aku terdiam sejenak dan membayangkan jauh kebelakang bagaimana suasana saat itu yang terjadi di Goa ini. ahhh pasti sangat epic dan menakjubkan seperti yang ada di film film kolosal tentang pertempuran masa silam.

Pohon Raksasa tepat Di Mulut Goa
Tampak stalaktit di atap dari pelataran goa, tapi nampaknya stalaktit ini telah mati karena warnanya yang sudah menghitam dan tidak ada air yang menetes. Namun udara disini nampak lembab mungkin karena hujan semalam yang turun atau bisa juga karena sinar matahari yang jarang menembus hingga sampai di pelataran goa.

Tak sulit menentukan sudut paling pas untuk mengabadikan keindahan Goa Rancang Kencono ini. karena dari pelataran kita dapat langsung menikmati keindahan khas dari goa ini, nampak pohon raksasa yang menyembul tepat di mulut goa, sinar matahari pun tampak samar samar masuk di antara dedaunan yang cukup rimbun.

Pelataran Goa
Dibelakang pelataran yang gelap terdapat sebuah rungan sempit dan gelap gulita. Dengan panduan mas wawan aku memasuki ruangan sempit ini dengan sedikit berjongkok serta berhati hati dalam melangkah masuk.

Bermodalkan hanya sebuah senter handphone aku mencoba meniliti setiap sudut di relung goa yang lumayan sempit ini. Ada satu hal yang menarik disini adalah ada sebuah tulisan terpahat di sebuah dinding batu dan berwarna merah putih.

“Ini adalah para personel dari laskar mataram dahulu yang sering mengadakan pertemuan di Goa Rancang Kencono” tutur mas wawan menceritakan.

Harus Merunduk Untuk Masuk
Daftar Para Pejuang
“Coba perhatikan dari kejauhan mas, warna merah putih ini terpatri tepat di batu yang memiliki bentuk seperti perisai” sambil mas wawan menunjukkan batu berbentuk perisai ini. Di sisi lain juga terdapat lorong yang konon menghubungkan Gua Rancang Kencono dengan Air Terjun Sri Gethuk.

Udara semakin lama semakin pengap dan lembab menurutku, ya mungkin karena goa ini benar benar tertutup dari udara luar. Kembali keluar menuju pelataran goa adalah pilihan yang paling tepat.

Inilah keunikan lain dari Goa Rancang Kencono, goa yang tak hanya sekedar goa. Di dalam kegelapannya menyimpan banyak semangat juang dari para pendahulu kita bagaimana perjuangan mereka untuk menjaga keutuhan dan kedaulatan negara kita tercinta Indonesia.
   
Catatan :
  • Untuk menuju kesini ikuti saja petunjuk yang sudah ada di Google Maps atau petunjuk menuju Air Terjun Sri Gethuk karena Goa Rancang Kencono berada dalam satu kawasan dengan Air Terjun Sri Gethuk Gunung Kidul.
  • Tak ada tiket masuk karena sudah menjadi satu dengan tiket Air Terjun Sri Gethuk.
  • Berikan imbalan sepantasnya untuk para guide yang menemai kita menelusur goa, karena hanya dari potensi wisata ini mereka dapat menyambung hidup.






You Might Also Like

0 komentar

Followers

Contact Form