Travelling

Green Canyon - Cukang Taneuh - Diantara Lembut Dekapan Air

10/17/2013setapakkecil


Jika kalian tak dapat pergi ke Amerika untuk menikmati keindahan Grand Canyon. Tak usah bersedih, karena ada salah satu alternatif yang cukup menarik untuk menikmati replikanya yaitu Green Canyon. Sekilas tapi tak sama, karena letak geografis dan penampakan alam yang berbeda hanya menyerupai saja. Sesuai dengan namanya ini adalah sebuah aliran sungai berwarna hijau yang membelah bukit dan tebing. Pada awal mulanya tempat ini disebut “Cukang Taneuh” bahasa Sunda untuk menyebut jembatan Tanah, karena disini ada jembatan alami karena proses alam yang lebarnya 3meter terbuat dari tanah berada di atas tebing kembar di tepi sungai. Nama Green Canyon sendiri diyakini berasal dari seorang turis Perancis yang datang ke lokasi Green Canyon sekarang pada tahun 1993. Karena air yang hijau dikarenakan banyak lumut disekitar aliran sungai maka saat ini tempat tersebut populer dengan nama Green Canyon.


Perjalanan ke menuju green canyon kali ini saya lakukan cukup berbeda. Karena pada episode kali ini jalan jalan tipe backpacker agak dirubah menjadi backpacker kelas menengah,.hehe. karena perjalanan bersama dengan kawan kawan kantor yang mempunyai gaya yang berbeda dengan apa yang saya lakukan selama ini. Mulai berangkat menggunakan mobil pribadi serta menginap di cottage itu sungguh jauh berbeda jika saya sedang jadi “gembel”, tidur di tenda serta berangkat dengan kendaraan apa saja.

Oke tapi sekali kali juga bagus juga gaya seperti ini. Jumat malam pun kami meluncur menuju pangandaran. Kepadatan tol cipularang kami lalui dengan sabar, lika liku tikungan Nagrek kami lalui dengan mulus. Jalanan hancur sebelum sampai di pangandaran pun kami lewati dengan mantap. Tak terasa sudah hampir 9 jam kami berdiam di dalam mobil sejuta umat ini. Sinar matahari pun mulai mengintip di cakrawala, menunjukkan keindahan alam yang sebelumnya tersembunyi dalam gelap. Membuat mata yang sebelumnya terlelap terbuka lebar menatap keindahan keindahan yang melintas diantara mobil kami. Tak tersadar gerbang Kawasan wisata Pangandaran pun di depan mata. Mas Seno, guide yang dari awal kami pesan untuk mengantarkan kami berkeliling pun telah menunggu kami tepat di depan gerbang.

Penginapan
Penginapan menjadi tujuan pertama kami. Bersih diri, sarapan dan istirahat sebentar. Penginapan yang kami pesan jauh hari ini lumayan untuk dijadikan salah satu referensi bila berkunjung ke pangandaran. Harga murah, dan lokasi persis di tepi pantai barat Pangandaran menjadikan tempat penginapan ini cukup strategis.
Tak membuang banyak waktu kamipun segera menuju ke Green Canyon. Tepatnya 30 km dari pangandaran menuju timur dengan berkendara kurang lebih 60 menit. Tetapi cukup disayangkan akses menuju Green Canyon ini rusak parah dan sedang dilakukan perbaikan, jadi hampir 90 % menuju green canyon adalah jalanan rusak. Semoga hal ini menjadi perhatian lebih untuk pemerintah kabupaten, sehingga wisatawan tidak kapok untuk berkunjung kembali ke pangandaran.

Menuju Green Canyon
Jalanan Rusak
Akhirnya kitapun sampai dipelataran Green Canyon. Ketika tiba di pintu masuk utama dan area parkir Green Canyon, akan terlihat banyak perahu kayu yang populer disebut "ketinting" berbaris cantik di tepi sungai. Perahu-perahu inilah yang akan membawa Anda ke Green Canyon dengan ongkos Rp75.000,00 per orang. Sistem pengaturan perahu sangat terorganisir, setelah Anda membayar ongkos Anda akan menerima nomor dan akan mendapat giliran sesuai dengan nomor yang Anda terima. 

Ketinting kemudian akan membawa wisatawan menyusuri sungai, membelah hijaunya air dan perahu akan menciptakan gelombang kecil di setiap sisinya. Jarak antara dermaga dengan lokasi Green Canyon sekitar 3km, yang bisa ditempuh dalam waktu 30-45 menit. Sepanjang perjalanan kita akan melewati sungai dengan air berwarna hijau tosca. Begitu terlihat jeram dengan alur yang sempit yang sulit dilewati oleh perahu berarti sudah sampai di mulut Green Canyon, di mana airnya sangat jernih berwarna kebiru-biruan.



Green Canyon Menggunakan Perahu


Berhubung berwisata ke Green Canyon sudah terlalu mainstream maka kami putuskan untuk saya dan kawan kawan saya pria mencoba bermain Body Rafting. Disini terdapat beberapa pengelola body rafting, yang cukup terkenal adalah “Guha Bahu” yang terletak di areal parkiran mobil.

“Note – Jika anda ingin body rafting pergunakan operator atau pengelola yang telah terpercaya, jangan mudah terpikat oleh tawaran pengelola homestay atau yang lainnya. Langsung saja datang ke Green Canyon dan menuju Guha Bahu di areal parkir. Jika rencana datang dengan banyak orang diusahakan untuk booking jauh hari.”

Tulisan diatas berdasarkan pengalaman kami saat berkunjung, karena kami telah tertipu oleh bujuk rayu pengelola homestay yang menjanjikan untuk body rafting tetapi kenyataannya hanya menikmati lewat perahu.
Oke lupakan masalah itu, kamipun lanjut ke guha bahu untuk reservasi. Sedangkan tim wanita yang terdiri dari Mbak Rahma, Widi, Winda tetap melanjutkan menikmati dengan perahu yang telah dipesan sebelumnya.

Safety Equipment
Setelah reservasi selesai kamipun diwajibkan untuk melengkapi diri dengan safety equipment yang telah disediakan. Mobil pick up pun telah siap mengantar kami di starting point. Mobil melaju melalui jalanan rusak naik turun. Tubuh kami pun terguncang guncang di atas bak pick up. Pemandangan kiri kanan sawah dan ladang penduduk menjadi obat penyejuk mata. Turun dari mobil kami diharuskan berjalan kaki sekitar 300 m sebelum sampai di sungai. Jalanan berbatu dan turunan tajam telah menanti. Tapi semua kesusahan itu seakan hilang jika kita telah melihat hijau air dari sungai Green Canyon.


Starting Point
Tak sabar melihat kejernihan air, kamipun langsung melompat terjun dari atas batu besar. Di titik inilah awal petualangan kami menikmati arus di Green Canyon ini. Sungguh segar air jernih yang mengalir disini. Kiri dan kanan tebing curam setia menemani kita. Sungguh pemandangan yang luar biasa. Dibantu oleh 2 orang guide kamipun menyusuri green canyon ini dengan mengikuti arus air yang tak begitu kuat. Menurut penuturan salah satu guide, kita harus tau musim terbaik jika ingin berkunjung ke Green Canyon. Pada saat kami datang pada musim kemarau seperti sekarang ini, air sungai menjadi hijau tosca sangat indah tetapi debit air kecil dan tidak terlalu deras. Jika kita datang pada musim penghujan air sungai berubah menjadi coklat dan debit air menjadi tinggi dan semakin menantang.

Sungguh Indah Negeri Ini


Tak selamanya kita hanya mengikuti arus sungai, ada kalanya kita harus menaiki batu batu besar untuk mencapai sisi sungai lain yang terhalang batu ataupun terlalu berbahaya jika kita melaluinya secara langsung. Kiri kanan di tebing terpancar air yang langsung jatuh di tengah sungai, menjadikan sebuah aliran air terjun yang sangat indah. Melaju kembali jeram jeram semakin menantang untuk kita lalui, terkadang kaki dan tangan kita harus berbenturan dengan batu yang tajam. Diperlukan kecekatan kita juga pada waktu mengarungi sungai ini terutama pada jeram jeram yang cukup deras alirannya.

Body Rafting
Mendekati titik akhir perjalanan, penampakan alam semakin indah. Tebing kiri kanan semakin menyempit dan bebatuan di sungai semakin besar dan menimbulkan jeram yang cukup memacu adrenalin kita. Sungguh perasaan luar biasa saat kita terbawa arus dan terombang ambing di dalam jeram jeram sungai. Luar biasa, kalian harus mencobanya sendiri. Di titik akhir perjalan, terdapat batu yang menjulang sekitar 13 meter berbentuk seperti jamur atau paying. Inilah yang disebut Batu Payung. Disini kita dapat merayap di tebing untuk dapat berdiri diatasnya.

Batu Payung

Memacu Adrenalin
Dari atas batu ini kita harus melompat kebawah untuk kembali. Titik akhir yang sangat mendebarkan terutama bagi mereka yang takut akan ketinggian. Dari atas batu payung dan melihat kebawah adalah kengerian tersendiri, nyali kita akan menciut untuk melaluinya, sungguh tinggi di atas sini. Jika kita semakin lama berdiri diatas nyali kita akan semakin ciut karena tetesan air terjun dari atas yang tepat mengenai tubuh kita. Apalagi ditambah dengan teriakan orang orang dibawah yang mungkin menakut nakuti sehingga nyali kita semakin citu saja rasanya. Maka segeralah saya untuk melompat, tak sampai 2 detik saya sudah terjun kebawah. Tapi itu merupakan 2 detik paling mendebarkan dalam hidup. Sesuai dengan petunjuk guide, kita harus melompat dengan gaya kaki lurus dengan badan agar waktu jatuh kita tetap aman dan tidak mengalami benturan yang terlalu keras dengan permukaan air.

Kolam Surga
Sungguh perjalanan yang tak terlupakan, beruntung sekali saya dapat mengunjunginya terlebih tempat seindah ini berada di Negara kita Indonesia. Jadi bagi kalian segeralah bereskan barang dan meluncur ke taman surga ini. Sebuah tempat yang harus kalian kunjungi sebelum kalian mati. 

You Might Also Like

11 komentar

  1. wawwwwwwwwww.. COOLLLLLLLLL... keren yo tempatnya Mas..

    ReplyDelete
  2. Kereeeenn....! Belum kesampaian ke Green Canyon nih... body rafting bayar berapa ya?

    ReplyDelete
  3. Itu tempat aku tinggal d kecamatan cijulang,masih bnyk lg lho wisata slain green canyon d cijulang

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya..masih banyak tempat wisata yang belom sempat kami eksplore di cijulang khususnya pangandaran, karena keterbatasan waktu

      Delete
  4. yuuk kita buka paket wisata ke sana, more info please call me on 085217578606 (yoga) 0r visit www,jharescorporation.blogspot.com

    ReplyDelete
  5. maaf mas kalo boleh tau mas kesini bulan apa ya?

    ReplyDelete

Followers

Contact Form