Travelling

Sawah Laba Laba, Yang Hanya Ada Di Flores

1/23/2018setapakkecil


Siang hari itu matahari seakan enggan untuk menampakkan sinarnya atau memang mungkin dekapan awan yang membuat ia enggan bersinar dengan terang. Tapi memang inilah wajah pegunungan flores. Kabut silih berganti, datang dan pergi membalut deretan bukit bukit di sekitar daerah Cancar Kabupaten Manggarai Barat. Aku ditemani beberapa kawan setia menunggu dekapan kabut ini menghilang. Kami penasaran dengan apa yang orang bilang sawah dengan bentuk jaring laba laba.


“Kalau kabut su hilang, nanti kakak dapat lihat itu sawah laba laba di depan sana”

Begitulah ucapan dari beberapa anak asli dari Desa Cancar ini. Mereka bergerombol hilir mudik berjalan dari menyusuri punggungan bukit yang memanjang. Dengan candaan candaan ringan, menambah semarak suasana diantara mereka. Bagaikan tempat bermain paling mengasikkan bukit ini mungkin menjadi jadwal kunjungan wajib setiap sore sebelum matahari menghilang.

Tak berselang lama anak anak itu pun kembali berteriak girang sambil menunjuk nunjuk sesuatu di depan mereka. 15 menit menunggu akhirnya angin bertiup kencang dan menyapu kabut pekat yang sedari tadi nampak setia memeluk dataran di seberang sana. Dan kini Sawah dengan bentuk seperti jaring laba laba pun muncul tepat dihadapan.



“Kakk..itu su kelihatan sawahnya…!!!”

“Ohhh iya bener kabutnya udah hilang” sahutku kemudian bergegas mengeluarkan kamera dari dalam tas. Sedikit tergesa gesa juga karena takut kabut kembali turun dan menutup pemandangan sawah unik di bawah sana. Sungguh unik melihat sawah dengan bentuk seperti ini, karena memang tak ada dimanapun yang menyamai Sawah dari Desa Cancar.

15 menit menunggu akhirnya angin bertiup kencang dan menyapu kabut pekat yang sedari tadi nampak setia memeluk dataran di seberang sana. Dan kini Sawah dengan bentuk seperti jaring laba laba pun muncul tepat dihadapan. Dibalik kekagumanku memandang bentuk persawahan yang unik ini, di dalam kepala pun muncul pertanyaan. Kenapa sawah penduduk cancar berbentuk sarang laba laba? Pasti ada maksudnya kan?


Menurut info dari beberapa warga yang aku temui. Mereka menuturkan jika sawah ini dibuat karena dari tradisi turun temurun dari para warga Cancar. Sistem pembagian lahan pada awalnya. Sistem pembagian lahan sawah oleh leluhur Manggarai ini dilakukan secara berpusat. Dimana titik nolnya berada di tengah-tengah.

Polanya dengan menarik garis panjang dari titik tengah yang dalam bahasa Manggarai disebut lodok hingga ke bidang terluar atau cicing. Filosofinya mengikuti bentuk sarang laba-laba, dimana lodok, bagian yang kecil berada di bagian dalam atau tengah dan keluarnya makin lama semakin berbentuk lebar. Pembagian lahan sawah juga mengikuti rumus jari tangan yang disesuaikan dengan jumlah penerima tanah warisan dan keturunannya.


400 meter panjang jalanan menanjak hingga sampai di puncak bukit. Para pengunjung harus menapaki anak tangga yang dibuat dari tumpukan tanah yang menggunakan bambu sebagai penahan mengikuti jalan berbentuk zig-zag dengan memegang pagar bambu sebagai pegangan di pinggirnya. Jalur dibangun dan diberdayakan oleh penduduk sekitar karena kunjungan wisatawan dari tahun ke tahun semakin meningkat. Apalagi kini Sawah Jaring Laba Laba seakan menjadi destinasi wajib bagi para wisatawan setelah berkunjung ke Desa Waerebo. Berada tepat di tepian jalan Trans Flores menjadikan sawah laba laba ini menjadi destinasi yang diunggulkan kini.

Tingkat ekonomi disekitar bukit pandang pun aku rasa mengalami peningkatan. Beberapa toko disekitaran tempat parkir ramai dengan pembeli. Ditambah dengan dagangan lokal asli berupa kain tenun yang dijual seharga 300 sampai 500 ribu rupiah dan kopi hasil pertanian pun menambah daya tarik untuk wisatawan. 

You Might Also Like

0 komentar

Followers

Contact Form