Travelling

Leuwi Hejo - Kolam Alami Yang Tak Sekedar Hijau

1/09/2015setapakkecil


Berjalan kaki melintas aliran air yang cukup deras. Batu batu besar pun membuat arus dan putaran air semakin deras. Jembatan bambu yang hanya selebar telapak kaki harus kami lalui. Bahkan di beberapa titik kita harus sedikit merayap di bebatuan besar yang tampak licin. Butuh perjuangan yang tak bisa dibilang enteng untuk semua ini. Inilah petualangan menuju Leuwi Hejo.



Video Pendek Perjalanan Menuju Leuwi Hejo

Warga sekitar sering menyebut tempat ini sebagai Curug Bengkok tapi dari kalangan traveller lebih menyebutnya Leuwi Hejo karena tempat ini penampakan seperti sebuah kolam alami yang berwarna hijau. Destinasi yang sedang menjadi tren di kalangan traveller Jabodetabek, entah kenapa info begitu sangat menyebar. Bagai magnet aku bersama teman teman grup jalan pun tertarik untuk mengunjunginya. Tidak jauh dari Ibukota hanya sekitar 60 km ke arah sentul.

Motor matic yang aku kendarai pun terguncang guncang di atas jalanan aspal yang berlubang, di beberapa tanjakan jalanan tampak licin dikarenakan beberapa kubangan yang tercipta karena musim penghujan tahun ini datang tepat pada waktunya. Mesin matic pun terkadang meraung ketika harus melewati semuanya itu. Dibalik semua kesusahan itu, kita bisa menikmati sajian parade alam yang cukup menarik. Mulai jalur berliku liku di lembahan gunung Pancar yang asri berwarna hijau dengan sawah berundaknya. Tanpa macet dan kebisingan ibukota yang sehari hari aku rasakan. Dan aku selalu yakin semakin susah sebuah tempat untuk dijamah maka semakin indah pula tempat tersebut, seperti kata yang pernah aku ucapkan “Menggapai surga itu memang tidak mudah”.

Awal Jalur

Dari parkiran sepeda motor kami diharuskan untuk berjalan diantara ladang ladang penduduk. Hamparan sawah yang menghijau menjadi penyapa kami pertama kali. Dan tak berapa lama hujan pun turun dengan derasnya. Bukan muram dan sesal saat kami menyambut tetesan air langit ini namun senyum tetap kami kembangkan. Hujan bagiku adalah berkah dan itulah mengapa kami tetap bersama untuk melangkah.


Hujan Bukan Rintangan

Suara arus sungai semakin mendekat dan aku bersama imam pun segera berlari lari kecil menuju pinggiran sungai untuk mengabadikan sebuah momen dalam bingkai foto. Teman teman yang lain pun tampak mengembangkan senyum ketika kami bertemu dengan sebuah jembatan bambu kecil yang nampaknya cukup mengerikan untuk dilalui. Lebih baik menyeberang langsung di bagian sungai yang tak terlalu dalam. Uluran tangan pun bergantian untuk terus membantu kami melangkah diantara deras air.


Awas Terpeleset

Leuwi Hejo terletak di bagian sungai paling atas dan paling ujung yang tersembunyi di antara 2 tebing. Langkah kaki harus terus diperhatikan agar tak terpeleset. karena sewaktu waktu aliran air siap untuk menghanyutkan kita. Ada beberapa titik yang cukup berbahaya sebelum bertemu dengan Leuwi hejo. Bukan takut yang aku rasakan saat itu namun bahagia bisa berkunjung ke tempat tempat baru seperti ini bersama sama kalian teman teman seperjalanan.


Pergunakanlah Alas Kaki Outdoor
Penuh Bebatuan
Rawan Hanyut

Indah dan dingin itu yang pertama kali aku rasakan di Leuwi Hejo. Indah karena curug ini cukup tersembunyi diantara tebing tinggi dan bebatuan sungai yang cukup sulit di tapak, dan dingin karena aliran air cukup dingin dan cukup untuk bisa membuat tubuh menggigil. Ekspektasi sebelum aku berkunjung kesini adalah menemui air sungai yang berwarna coklat karena sedang musim hujan dan debit air besar. Namun kenyataannya, Leuwi Hejo tetaplah berwarna hijau tosca dan menurutku masih tetap indah dan tak percuma aku datang kesini menembus hujan.



Melawan Arus

Karena debit air sedang besar aku cukup berhati hati karena arus yang sangat deras dan ketinggian air yang naik. Telah disediakan sebuah tali tambang untuk pegangan tangan melawan arus dan menuju atas batu di samping curug. Arus terasa sangat kuat ketika tangan menarik tali untuk terus bergerak maju. Naik keatas batu pun butuh perjuangan karena kemiringan yang cukup curam dan licin.


Meniti Tali Tambang

Sepertinya sepele untuk meloncat di atas curug ini, tak terlalu tinggi memang tapi setelah aku tiba di atas batu perlahan nyali pun ciut. Buih air tampak berputar putar menandakan air dari curug tampak menghujam deras ke bawah. Batu batu kokoh di sekeliling seakan memberi peringatan bahaya. Namun akhirnya dengan helaan nafas panjang aku pun meloncat menembus buih buih air yang berputar di bawah curug. Pertama hanya gelap kemudian air hijau di pandangan mata tubuhku berputar diantara air deras ini. Kugerakkan tangan keatas untuk mencari permukaan air namun aku tak kunjung bertemu dengan udara bebas sampai akhirnya aku menabrak dinding bebatuan dan akupun keluar dari putaran air. mungkin hanya beberapa detik dari aku meloncat hingga keluar ke permukaan air, namun bagiku itu adalah detik detik yang cukup lama untuk menemukan kembali udara bebas di permukaan.


Awas Tenggelam
Bebas Polio Woyoooooo

Leuwi Hejo kini nampaknya sudah bukan menjadi permata sepi pengunjung yang tersimpan dibalik rimbun hutan dan deras aliran sungai, kini dia sudah mulai berubah menjadi tempat bermain bagi kami semua… ya kami yang suka menjelajah destinasi wisata. Namun tak apalah jika semua itu bisa menjadi tambahan penghasilan bagi mereka penduduk asli di sekitar Leuwi Hejo. Sudah banyak fasilitas yang tersedia mulai dari musholla, warung makan, tempat bilas dan ganti pakaian. Memang di jaman internet seperti saat ini informasi lebih cepat untuk tersebar. Dan saat ini pun aku bisa berkata jika masyarakat Indonesia lambat laun lebih sadar untuk berwisata.

You Might Also Like

8 komentar

  1. mas adit, masukin tulisan ke citizendaily.net deh yang kategori wisata~ nambah" modal buat ke kerinci :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Oke dehhh, nanti dicoba.. thx infonya Isti :)

      Delete
  2. Pengen kesana tp kayaknya udh rame banget ya mas sekarang.. :(

    ReplyDelete
    Replies
    1. Udah Rame banget sekarang, informasi begitu cepat menyebar

      Delete
  3. Aaaaaaaaaaaaaaakkk...
    Sekarang Setapak Kecil udah ada logo, gambar (entah apa namanya itu) jejak sepatunya. CUCOK, KEREN dan SUKAAAA :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Itu kenapa pake teriak? Kayak kejepit pintu aja sih.. haha

      Delete
    2. Teriak? Emang kedengaran? Itu cuma mencet 'a'nya kelamaan aja sih :p

      Delete
    3. Jangan kenceng2...aku suka ketenangan disini XD

      Delete

Followers

Contact Form