Travelling

Green Bay Mutiara - Hijau Di Taman Nasional Meru Betiri

9/08/2014setapakkecil


Green bay atau biasa disebut Teluk hijau mendengar namanya saja pasti sudah terbayang bagaimana akan keindahan salah satu pantai surga di Indonesia ini. Ya memang ini pantai dimana memiliki keindahan alami yang menenangkan yang selama ini kita cari. Dikelilingi hutan alami yang asri, kicauan burung yang bernyanyi berpadu dengan hembusan angin dan suara ombak diantara bebatuan seakan seperti orchestra alam tersendiri yang akan menenangkan jiwa dan pikiran kita, dari penatnya rutinitas sehari-hari.

Ini adalah destinasi kedua saya di Kabupaten Banyuwangi setelah sebelumnya saya mengunjungi Taman Nasinonal baluran, bagi kalian yang belum membacanya bisa klik tautan berikut ini.
Kali ini saya memilih 3 Destinasi untuk menikmati kekayaan alam di Kabupaten ini diantaranya adalah Taman Nasional Baluran, Green Bay, dan Kawah Ijen. Untuk lebih jelas bagaimana gambaran dari ketiga destinasi kali ini silahkan kalian klik tautan video saya dibawah ini.



Memang sejak lama saya ingin berkunjung ke Green Bay, karena banyak sekali racun di internet yang bertebaran mengekspose keindahan pantai ini. Yang pertama dipikiran adalah dimana Green Bay itu berada?, berdasarkan beberapa info yang saya dapat sih letaknya di Kecamatan Pesanggaran, Kabupaten Banyuwangi, sekitar 90 km arah barat daya dari kota Banyuwangi, dan masuk dalam wilayah Taman Nasional Meru Betiri. Untuk lebih jelasnya bisa melihat peta dibawah ini.

Jarak Dari Banyuwangi

Oke setelah tau nama tempatnya sekarang bagaimana caranya bisa kesana?, saat itu saya menggunakan mobil pribadi dan untungnya ada guide lokal yaitu adek sepupu sendiri, si Dek Galus dan Yasmin dan mereka asli Banyuwangi setidaknya sedikit tau arah menuju kesana. Untuk menuju Green Bay kita bisa mengambil arah menuju Pulau Merah atau Red Island yang mulai tersohor keberadaannya di Banyuwangi. Sudah banyak penunjuk arah untuk menuju kesana atau paling gampang dijadikan patokan adalah kita harus menuju Jajag terlebih dahulu darisana sudah mulai jelas arahnya. Dari pulau merah kita ambil jalur lurus menuju Sarongan / Taman Nasional Merut Betiri, dari sini penunjuk sudah tidak ada dan hanya mengandalkan insting alam kami, hahaha. Awal mula jalanan sangat mulus dan membentang di tengah perkebunan PTPN hingga akhirnya jalanan berubah menjadi makadam dan hampir seperti offroad. Mobil innova kami pun harus keluar masuk kubangan yang cukup dalam harus pelan pelan dan sabar untuk melalui medan seperti ini. Satu kata deh untuk jalur satu ini RUSAK PARAH. Yahhh lagi lagi inilah yang dinamakan petualangan.


Jalanan Rusak Parah

Hampir 60 menit setelah jalanan mulus menghilang kami akhirnya masuk di Desa Sarongan. Desa ini tampak ramai di tengah perkebunan luas yang membentang. Dan saya pun sempat terkaget kaget pada saat melintas di sebuah terminal kecil, kenapa? Karena ada bus Damri yang sedang mangkal. Bukan karena tidak pernah melihat bis, bukan juga seorang Bismania yang melihat bis langsung selfie di depan moncong bus, tapi saya kaget karena kenapa ada Damri bisa sampai di desa pedalaman nan terpencil ini?, setelah euphoria melihat Damri mereda, saya bisa berpikir jernih. Mungkin ini program kabupaten Banyuwangi yang mulai menggalakkan potensi pariwisatanya keluar, dan semoga program ini semakin bisa mensejahterakan masyarakat pedalaman dan mengenalkan potensi wisata asli daerah mereka. Karena memang di jalur ini banyak sekali tempat wisata menarik yang dapat dikunjungi mulai dari Pulau Merah, Pantai Rajegwesi, Green Bay, Pantai Sukamade dan TN. Meru Betiri.

Tapi semua program pariwisata daerah ini bisa berjalan baik asalkan semua prasarana baik. Saya ambil satu contoh adalah jalan menuju Green Bay ini tergolong sangat jelek ditambah kurangnya penunjuk jalan. Kalau memang pemerintah Banyuwangi ingin serius mengembangkan pariwisata daerah Sarongan dan sekitarnya alangkah baiknya akses jalan diperbaiki, akses transportasi bus Damri ditambah frekuensinya dan informasi tentang tempat pariwisata yang ada harus lebih mudah diakses dan lengkap. 

Tetapi dari hati yang paling dalam saya ingin Taman Nasional Meru Betiri khususnya Green Bay tetap sulit untuk di akses khalayak umum agar kelestarian tempat ini tetap terjaga, keindahannya masih bisa kita nikmati hingga ada anak cucu kelak. Karena masalah klasik pariwisata di Indonesia adalah sampah, saya tidak mau tempat seindah Green Bay ini ternoda oleh sampah. 

Bus Damri Perintis (Sumber)

Setelah melewati Sarongan kita masuk di pos penjagaan TN. Meru Betiri, disini kita harus membayar tiket sebesar 5k/orang dan 10k/mobil harga yang sama ketika masuk di TN.Baluran mungkin standarisasi retribusi di semua Taman nasional. Disini kita bisa melihat papan Informasi apa saja daya tarik wisata yang bisa kita kunjungi di dalam kawasan TN. Meru Betiri ini. Tak jauh dari pos penjagaan kita bisa mengunjungi Pantai Rajegwesi, sekilas pantai ini indah dengan banyaknya perahu nelayan desa Pesanggrahan. Disini pun tersedia parkir luas untuk mobil pengunjung, di pantai ini pun kita bisa langsung menuju Green Bay dengan menggunakan perahu nelayan selama sekitar 15 menit. Tetapi naik perahu ini juga bukan sesuatu yang mudah, karena butuh nyali besar. Coba bayangkan, naik perahu menyusuri pantai selatan yang terkenal akan keganasan ombaknya serta cerita-cerita yang mistis yang mengiringinya. Jika naik perahu, dijamin sesampainya di teluk hijau, pakaian akan basah oleh air laut, karena terguyur ombak yang kadang bisa mencapai dua hingga tiga meter


Pengunjung Yang Menggunakan Perahu

Tapi bagi kalian yang berjiwa petualang kalian harus menuju green bay dengan jalan kaki. Untuk menuju pintu masuk Green Bay kita hanya tinggal mengikuti jalur lurus setelah Rajegwesi sekitar 15 menit kita bisa parkir mobil di pelataran. Tapi ini tidak saya rekomendasikan karena jalur yang menanjak tajam berbatu dan lahan parkir yang sangat sempit, kami beruntung saat itu bisa mendapatkan parkir di sekitaran pintu masuk.

Jalur Masuk Menuju Green Bay

Dari sini kita diharuskan jalan kaki sejauh 1 km untuk menuju Green Bay. Jalur berupa tanah menaiki bukit dan mungkin akan berubah sangat becek pada saat musim hujan. Di bagian yang berbahaya telah disedikan tali untuk mempermudah kita berpegangan dalam melangkah. Di atas bukit keindahan kawasan Green Bay sudah dapat kita nikmati. Tebing tebing tinggi yang langsung berhadapan dengan ganasnya ombak laut selatan. Sungguh menghilangkan lelah kami setelah berkendara 3,5 jam tadi. Jalur dominan menurun hingga kita tiba di tepian pantai.


View Dari Atas Bukit

Setelah menuruni bukit kita akan disambut oleh suara deburan ombak. Kita sudah sampai? Nanti dulu, kita baru sampi di Pantai batu. Sepanjang bibir pantai tertutup oleh batu batu hitam ini. Tetap berhati hati dalam melangkah karena batu berukuran cukup besar cukup mampu membuat kita terpeleset. Waspada terhadap ombak besar yang datang apalagi pada saat berjalan di tepian pantai.
Konon dulunya pantai ini berpasir seperti pada umumnya pantai. Asal muasal batu-batu kali ini seolah sebuah misteri. Dari sekian pantai yang ada di Banyuwangi, hanya pantai Teluk Batu yang dipenuhi dengan hamparan batu kali. Nyaris tidak terlihat pasir disepanjang pantainya. Yang ada hamparan batu kali yang permukaannya halus. Rupanya batu-batu kali di pantai Teluk Batu menyimpan sejarah buruk dimasa lalu. Dahulu pantai Teluk Batu disebut pantai Teluk Damai. Namun namanya berubah setelah kawasan pantai selatan Banyuwangi diterjang tsunami pada 1994 silam, termasuk pantai Teluk Damai.


Pantai Batu

Mana yang namanya Green Bay? Sabar dulu… kita harus jalan lagi menyusuri pantai batu ini. Green bay letaknya tersembunyi dibalik bukit di ujung pantai batu ini. Karena memang sesuatu yang indah itu harus dilalui dengan perjuangan terlebih dahulu sama halnya dengan menemukan pantai surga satu ini. Setelah melewati bukit kecil kita akan langsung disambut dengan hamparan putih pasir pantai, tampak di kejauhan warna air laut yang kehijauan. Yaaa.. inilah Green Bay itu kawan.

Laut Berwarna Hijau
Sungguh Indah
Salah Satu Sudut Green Bay
Sungguh pantai yang sangat indah, warna hijau tampak berkilau terkena sinar matahari siang itu. Pasir putihnya sungguh sangat lembut dan masih terjaga keasriannya. Namun satu yang perlu diwaspadai disini adalah jika kita ingin berenang sebaiknya agar lebih berhati hati karena ombak yang sangat besar dan berpotensi untuk bisa menyeret kita ke tengah lautan. Di ujung pantai ini juga terdapat sebuah air terjun mini dengan debit air yang sangat kecil, sekilas jika musim hujan datang mungkin air terjun ini akan melengkapi keindahan Green Bay.



Akhirnya terwujud juga impian setelah sekian lama ingin mengunjungi pantai indah ini. Satu lagi yang membuat saya terkesan disini, karena pihak pengelola membuat sebuah plang penunjuk Green Bay lengkap dengan koordinat dan tulisan wajib bagi para pecinta alam “Don’t leave anithyng but footprint, don’t take anithyng but picture” sebuah rangkaian kata yang sangat bermakna, Tourism meningkat pesat di suatu Destinasi Wisata punya berbagai efek baik positif maupun negatif, apalagi sekarang dengan boomingnya sosial media membuat suatu destinasi yg tadinya tidak terjamah jadi dikenal. Efek Negatif dari boomingnya Destinasi Wisata bisa rusaknya alam, hancurnya habitat, pembangunan yg mungkin merusak lingkungan. Tetapi efek positifnya dari boomingnya suatu Destinasi Wisata membuat banyak orang punya pekerjaan, orang lokal lebih menghargai daerahnya & ekonomi lokal menjadi meningkat. Banyak saya lihat alam yang rusak dikarenakan Masyarakat Lokal yang menebangi hutan & mengambil satwa yg dijual untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, jika mereka hidup dari pariwisata pastinya mereka akan menjaga dan melestarikan tempat tersebut.

Cari Koordinatnya dan Temukan Surga Itu
Satu kata terakhir untuk kita semua yang cinta akan travelling mohon untuk lebih memaknai kata "Take nothing but pictures leave nothing but footprints, kill nothing but time." saya yakin semua Destinasi Wisata akan terjaga kelestariannya, Salam Bebas Poliooo… woyooooooooooo.

You Might Also Like

4 komentar

  1. warna air lautnya bagus banget... hijau tosca gitu...
    tapi lokasinya agak susah dijangkau kayaknya ya mas?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Gampang kalau bawa kendaraan pribadi, mendekati TM. Meru Betiri jalanan rusak parah mas.

      Delete
  2. cakeppp...
    semoga kebersihan dan keindahannya tetap terjaga..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aminnn, semoga tetap terjaga dari sampah :)

      Delete

Followers

Contact Form