Travelling

Menjelajah Pantai Hingga Alam Liar di Pangandaran

10/30/2013setapakkecil


 

Cerita kali ini merupakan kelanjutan cerita dari Green Canyon yang sebelumnya saya kunjungi. Selain GreenCanyon Pangandaran mempunyai banyak tempat wisata yang menarik dan sayang jika tak kita kunjungi. Sebelumnya saya ingin mengenalkan daerah ini terlebih dahulu. Pangandaran adalah adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Pangandaran, Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Kecamatan ini terletak di bagian paling selatan kabupaten Pangandaran dan merupakan daerah wisata utama. Berjarak kurang lebih 375 km dari Ibukota Jakarta, dapat ditempuh normal 8 jam berkendara roda empat. Banyak tersebar pantai cantik, sungai yang mengalir dengan sejuta pesonanya dan kehidupan alam liar yang dapat kita temui di pangandaran.


Setelah puas 5 jam bermain air di Sungai Green Canyon, tubuh yang menggigil dan perut keroncongan tak menyurutkan niat kami untuk kembali menjelajah Daerah Pangandaran ini. Setelah menyantap makan gratis yang disediakan oleh pihak Body Rafting kami pun melanjutkan perjalanan menuju tempat tempat baru yang indah dan belum pernah kami kunjungi. Sesuai dengan arahan guide yang menemani kami, akhirnya diputuskan untuk mengunjungi pantai pantai terlebih dahulu, dan yang pertama adalah :

            
      1. Pantai Batu Karas

Pantai Batu Karas
Terletak sekitar 45 menit dari Green Canyon. Pantai ini merupakan surga bagi para peselancar karena pantai ini menawarkan ombak yang cukup menantang. Tidak hanya menawarkan ombak yang menantang tapi di satu sisi terdapat ombak yang cukup tenang sehingga para wisatawan dapat berenang dengan tenang disini. Batu Karas tidak hanya bisa dinikmati dengan berselancar saja, tapi tempat dimana Anda bisa menikmati Jet Ski, banana boat dan naik kereta kuda di tepi pantai. Untuk memasuki kawasan ini kami harus membayar retribusi parkir mobil sebesar 35 ribu, memang cukup mahal tapi sepadan dengan apa yang bisa kita nikmati disini. Ada sebuah situs internasional tentang selancar www.wannasurf.com memberikan rating 3.5 dari 5.0 untuk pantai batu karas ini. Artinya pantai ini cukup recommended bagi para peselancar pemula yang ingin menaklukkan kegananasan ombak batu karas.

Salah Satu Sudut Batu Karas

2. Pantai Batu Hiu

Destinasi ketiga kami setelah dari Batu Karas. Batu hiu adalah sebuah pantai berbukit yang menjorok ke laut, dapat ditempuh selama 45 menit dari Batu Karas. Akses sangat mudah jika kita ingin kembali ke Pangandaran dari batu karas. Batu hiu memiliki pemandangan lepas ke Samudera Hindia yang biru dengan ombaknya yang ganas, menjadikan pantai ini terlarang untuk bermain air dan berenang bagi para wisatawan.

Pantai Batu Hiu

Di atas bukit banyak terdapat pohon pandan wong menjadi peneduh dikala sinar matahari bersinar terik, rumput hijau juga tertata dengan rapi, di tepian tebing juga terdapat tempat bersantai sembari menikmati keindahan yang ditawarkan pantai ini. Di bukit kecil yang ditanami pandan wong itulah tempat yang paling pas untuk menikmati pantai Batu Hiu. Yang unik, untuk naik ke atas bukit, kita melewati “gerbang” bikit berupa terowongan kecil yang berbentuk ikan hiu. Jadi, seolah-olah kita masuk ke dalam mulut ikan hiu. Sekitar 200 meter dari pinggir pantai terdapat seonggok batu karang yang menyerupai ikan hiu, karena itulah tempat ini dinamakan Batu Hiu.

3. Penangkaran Penyu “KPBL Batu Hiu”

Terletak tak jauh dari gerbang masuk Pantai Batu Hiu, sekitar 20 meter berjalan kea rah barat kita menemui sebuah tempat penangkaran penyu yang dikelola oleh Kelompok Pelestari Biota Laut (KPBL) Batu Hiu. Penangkaran penyu ini adalah salah satu objek wisata edukasi yang dapat memberikan pengetahuan kepada kita terhadap jenis jenis penyu dan semua hal tentang penyu. Selain itu disini kita juga dapat mengelus elus ataupun menggendong penyu tersebut. 

Penangkaran Penyu

Jika sedang beruntung pada bulan bulan tertentu kita dapat melepaskan tukik ke lautan lepas ataupun melihat penyu yang datang ke pantai untuk bertelur. Saya disini sangat terkesan oleh Bapak Asep (kalo tidak salah sih namanya, saya sedikit lupa atau sebut saja namanya bunga..hahaha) yang selama berpuluh puluh tahun telah mendedikasikan hidupnya untuk melestarikan penyu di sekitaran pantai pangandaran ini. Menurut penuturan beliau penyu saat ini sudah sangat terancam ekosistemnya akibat ulah manusia. Beruntung sekali masih ada orang orang seperti beliau yang masih aktif hingga masa tuanya untuk melestarikan penyu penyu ini.

Mari Lestarikan Penyu


4. Pantai Pangandaran

Setelah puas menikmati senja di Pantai Batu Hiu dan Penangkaran Penyu maka kami kembali ke pangandaran dan langsung menuju ke Homestay. Kurang lebih 45 menit dari batu hiu kita telah tiba kembali di pangandaran. Tak banyak yang kita lakukan setibanya di pangandaran, karena tubuh ini telah letih setelah seharian penuh bermain air dan menjelajah pantai pantai. Kamipun segera terlelap di dunia kapuk.
Keesokan harinya matahari tampaknya malu malu untuk menampakkan sinarnya. Yaa.. hari minggu pagi ini mendung bergelantung di atas pangandaran, sayang sekali indah pagi ini sedikit suram. Tapi tak apalah, kamipun melangkahkan kaki keluar homestay dan menuju pantai pangandaran. Tak sampai 3 menit kami telah dihadapkan oleh biru Samudera Hindia dan suara deburan ombak yang bercampur dengan riang gembira wisatawan menikmati pagi itu. Jarak homestay dengan pantai tak kurang 20 meter saja.

Mendung Di Atas Pangandaran


Sekilas pantai ini mirip dengan Pantai parang tritis di Yogyakarta, banyak sekali wisatawan bersliweran, perahu perahu nelayan silih berganti menepi ke pantai, ombak besar bergulung gulung. Ada beberapa bagian di pantai ini yang dilarang untuk berenang, daerah ini ditandai dengan bendera merah tanda bahaya. Pengeras suara dari penjaga pantai pun sering terdengar mengingatkan para wisatawan agar menjauhi daerah tersebut, menurut penjelasan sering terjadi ombak hisap yang akan menyeret wisatawan. Inilah ciri khas pantai selatan yang selalu menuntut kita untuk selalu berhati hati.

5. Cagar Alam Pananjung

Belum lengkap rasanya jika kita berkunjung ke pangandaran tanpa menikmati alam liar khas Cagar Alam Pananjung. Berlokasi tak jauh dari pantai pangandaran, kami pun berjalan kaki saja setelah menikmati pagi di pangandaran. 15 menit berjalan kami pun tiba di gerbang barat cagar alam. Pagi itu tampak mulai ramai wisatawan yang ingin menikmati cagar alam. Tiket masuk sebesar 8 ribu perorang pun kami beli.

Kayu Penunjuk Arah
Memasuki kawasan cagar alam, tak jauh berjalan kami pun langsung disambut dengan sekawanan monyet monyet liar penghuni cagar alam ini. Mereka cukup tenang dengan kehadiran pengunjung tetapi terkadang agresif dengan wisatawan yang membawa makanan dan minuman. Banyak peringatan bahwa kita dilarang untuk member makanan kepada monyet, hal ini benar karena jika kita member makanan mereka, lambat laun mereka akan ketergantungan dan malas untuk mencari makan sendiri dan otomatis jiwa liar mereka akan sirna.

Monyet Monyet Lucu
10 menit berjalan kami menemui Goa Jepang, memang dulunya cagar ala mini digunakan untuk persembunyian tentara jepang dalam peperangan. Peta yang kami dapatkan di pintu masuk kami jadikan acuan titik titik mana yang akan kami kunjungi. Yang pertama kami ingin mengetahui padang gembala banteng. Sepertinya menarik, kamipun mengambil arah selatan seusai dengan peta. Ditengah jalan kami bertemu dengan sekawanan rusa yang sedang mencari makan. Kamipun mengendap ngendap layaknya reporter Nat Geo Wild, menunggu mereka tenang kemudian mengambil gambar narsis. Sungguh pengalaman menarik bertemu dengan rusa di alam liar seperti ini.

Rusa Liar

Melanjutkan perjalanan kami pun menembus jalan setapak kecil yang menembus rimbun hutan, keadaan pun menjadi sepi tanpa kehadiran pengunjung lain. Awalnya kami sempat ragu, tapi masak kita yang bilangnya punya jiwa petualanng dihadapkan keadaan seperti sudah ciut nyali. Berjalan dan berjalan padang penggembalaan pun tak kami temui, peluh pun mulai bercucuran tapi dari kejauhan terdengar sayup sayup debur suara ombak. Kamipun tersadar kalau kami tersesat, tak apalah lanjutkan langkah lagi, tak disangka kami menemui pantai pasir putih. Disini kami bertemu dengan jernih air laut yang berbaur dengan pasir putih bersih, sungguh indah pantai ini. Disini pun terdapat pos penjaga hutan.

View Saat Pencarian Jalur Menuju Padang Savanna
Pantai Pasir Putih Di Dalam Kawasan Cagar Alam
Setelah ngobrol dan bertanya jalur untuk menuju Padang gembala banteng, kami pun kembali ke jalur semula yang menembus hutan. Sesuai dengan arahan sang jagawana kami mengambil arah kanan yang menanjak di atas bukit. Tak sampai 10 menit kami menemui padang savanna luas yang tersembunyi di balik rimbun pohon. Ini dia surga alam liar di Cagar Alam Pananjung. Rumput hijau tertata rapi bak karpet yang terhampar, saya pun berlarian menikmati suasana ini dan langsung merebahkan tubuh di rerumputan. Sekilas padang savanna ini meniatur dari Taman Nasional Baluran di Banyuwangi.

Padang Savanna Cikamal
Rusa rusa berlarian di tengah padang savanna yang indah ini. Dan disinipun untuk pertama kalinya saya melihat burung Rangkong terbang dengan bebasnya di alam liar, tapi sayang momen ini tak dapat saya abadikan karena keterbatasan Focal Length kamera saya. Sungguh pengalaman yang tak pernah saya lupakan, duduk di tengah padang savanna ditemani rusa berlarian dan kepakan sayap burung Rangkong. Tetapi saya tak menemui batang hidung banteng disini,mungkin mereka sedang berkelana di dalam hutan.

 

Kemudian perjalanan kami berlanjut mengunjungi salah satu Goa dari puluhan goa yang tersebar di cagar alam ini. Goa lanang namanya, goa ini terletak tidak jauh dari goa jepang di awal perjalanan kami. Akses cukup mudah, hanya tinggal mengikuti papan penunjuk arah maka kitapun akan sampai. Dinamakan goa lanang dikarenakan di dalam goa terdapat sebuah stalaktit yang mirip bayi laki laki.Goa ini tidak terlalu panjang, hanya sekitar 30 meter masuk ke dalam. Menurut saya goa ini cukup menarik untuk dijadikan objek jepretan kamera kita.


Goa Lanang
Cagar Alam Pananjung juga terdapat beberapa peninggalan sejarah yang cukup menarik untuk keita jelajahi. Mulai situs batu tulis, goa peninggalan jepang, goa rengganis dan masih banyak lagi. Karena keterbatasan waktu kami tidak bisa sepenuhnya mengeksplore kawasan ini, sepertinya 1 haripun tak cukup untuk mengunjungi tempat tempat indah dan rahasia di Cagar Alam Pananjung Pangandaran.

Situs Batu Kalde
Sedikit cerita dari saya ini mungkin bisa dijadikan referensi sebelum berkunjung ke kawasan wisata Pangandaran. Mari kita langkahkan kaki untuk kembali menemukan keindahan keindahan di Negeri kita tercinta ini. Salam Travellers J


You Might Also Like

2 komentar

Followers

Contact Form