Travelling

Coban Tengah Diantara Harmony Alam

9/05/2017setapakkecil



“No Signal, No Worry, Feel The Nature In Harmony”. Begitulah tulisan yang terpampang di depan gerbang masuk Coban Tengah yang seakan memberikan sebuah sentilan kepada siapapun yang ingin datang berkunjung. Sebuah konsekuensi yang harus kalian terima jika ingin menikmati alam secara lebih dalam. Tanpa diperbudak gadget maupun hal hal fana. Yang terasa hanyalah nyanyian alam bersama canda tawa yang terasa makin intim diantara sesama.


Sunyinya alam pun membawa dialog bersama Tuhan pun terasa semakin dekat dan lekat. Ya inilah hakikat dari sebuah perjalanan mendekat kepada alam sekaligus penciptaNya. Semua tampak terasa begitu murni tanpa dibuat buat. Karena memang harmoni alam akan memberikan suatu rasa yang tak akan pernah kalian dapat dari semua fasilitas duniawi di luar sana.

Diatas sebuah batang kayu tergolek kami duduk terdiam, memandang deretan tebing curam berselimut lumut dan tumbuhan perdu yang menempel. Suara nyanyian deru air yang jatuh pun terdengar merdu diantara hening belantara Pegunungan Putri Tidur. Angin lembut bertiup menerbangkan buih buih air dan menerpa wajah.

Aku mencoba memejamkan mata sejenak, menghirup udara segar dalam dalam, dan kata lirih “Alhamdulillah” pun terucap. Ucapan syukur bagi Sang Pencipta Alam yang telah memberikan semua karunianya dan dihamparkan di muka bumi.


***

Entah untuk keberapa kalinya kami harus melewati aliran sungai dengan airnya yang super dingin ini, jika dihitung hitung sudah dari lima kali. Tak begitu dalam dan alirannya pun tak sampai membuat kaki kami terseret seret, namun tetap saja membuat kami semua meningkatkan kewaspadaan ketika melewatinya.

Kali ini langkah Firda terhenti, begitupun aku yang berada di belakangnya dan berturut turut kawan yang ada di belakangku juga menghentikan langkah. Kami terduduk menghadap aliran air sungai yang berair sangat jernih dengan batu batu yang berserakan di segala penjuru.


Sejuk dan menyegarkan adalah ekspresi pertama ketika kami mulai melangkah di jalanan setapak kecil ini yang kami lalui tadi. Sembari melepas Lelah kami mengeluarkan beberapa kamera untuk mengabadikan momen yang ada di depan mata. Karena sayang pemandangan se alami ini tidak diabadikan, jarang jarang kami melihat seperti ini di kota.

Setelah dirasa cukup kaki kaki pun kembali melangkah mengikuti jalur yang berada di samping sungai. Tak ada tanjakan maupun turunan terjal disepanjang jalur menjadikan kami lebih leluasa dalam melangkah, hanya saja jarak yang lumayan jauh tetap membuat kaki terasa pegal.

Vegetasi tumbuhan disepanjang jalur pun sekilas nampak heterogen, sangat lebat dan alami apalagi berada di lereng pegunungan Putri Tidur menjadikan perjalanan kali terasa sangat menyenangkan karena udara yang pasti menyegarkan dan suhu yang cukup sejuk.

Sekitar 30 menit dari gerbang masuk dan jalur telah menemui ujungnya, sayup sayup terdengar suara gemelegar air yang jatuh dari ketinggian. Suasana teduh menguar, sinar matahari nampak terbiaskan oleh tingginya tebing yang menghadang dan rimbun pepohonan. Bulir bulir peluh di tubuh kami menguap, seiring dengan Lelah yang seakan langsung hilang melihat keindahan ini semua. Berdiam sebentar saja wajah dari Fita, Firda, Ferdi, Lia pun kembali segar.


Tepat dimana kami berhenti terdapat dua batang pohon yang tumbuh berdampingan dengan jarak sekitar 3 meter dan langsung menghadap kearah Coban Tengah. Sekilas nampak seperti bingkai alami dengan indahnya air terjun di belakang sana sebagai backgroundnya.

“Ayo kita pasang hammock disini aja” kataku kepada Fita yang sedari tadi membawa hammock di dalam tas.

“Iya nih, pas banget tempatnya, air terjun yang keren” ujar Fita bersemangat.

Dalam beberapa menit saja hammock sudah terpasang dengan benar. Bagai menemukan sebuah mainan baru kami berebutan untuk segera naik dan berfoto dengan latar Coban Tengah yang mempesona. Dan benar saja dengan jepret yang asal aja foto yang didapat pun sudah sangat mempesona. Satu persatu dari kami mencoba naik ke atas hammock untuk berfoto dan setelah melihat hasilnya kami semua tertawa lepas puas.


Melihat semua keindahan ini terbersit satu pertanyaan kecil, kenapa namanya Coban Tengah ya? Ahh mungkin karena coban ini berada diantara Coban Rondo dan Coban Manten jadi dinamakan Coban Tengah. Memang di kawasan ini ada beberapa air terjun lagi yang bisa kita akses.

Selagi yang lain asik menikmati ayunan hammock aku mencoba untuk turun dan lebih mendekat ke aliran air Coban yang memiliki tinggi sekitar 50 meter ini. “Hahhh..dingin sekali air ini” Ujarku dalam hati ketika kaki mulai masuk kedalam aliran air. Dengan mencoba sedikit beradaptasi dengan air yang dingin aku coba melangkah lebih jauh menikmati setiap riam kecil yang tercipta diantara bebatuan.

Airnya sedingin es tapi siapa yang tak tahan jika melihat aliran air sejernih ini. Aku pun segera melepas baju dan meloncat kedalam kolam air terjun. Dan benar saja dari ujung kepala hingga badan rasanya seperti disiram air es batu. Tapi mumpung disini, sudah jauh jauh berjalan kenapa hanya duduk diam dan tak merasakan kesegaran air Coban Tengah.




Tak tahan untuk berlama lama bermain air disini, kepala lambat laun menjadi pusing karena airnya yang begitu dingin. Apalagi sore yang semakin cepat datang seakan memaksa kami untuk segera pulang. Aku pun segera mengemasi barang dan mengajak yang lain untuk bergegas agar kami tak bertemu malam di jalanan. Sebelum benar benar pergi aku menengok sekali lagi keelokan Coban Tengah dari kejauhan. Ada sebuah harapan dalam hati, harapan sederhana agar Coban Tengah tetap asri dan alami seperti ini tanpa adanya sampah. Harapan yang hanya bisa terwujud dengan kesadaran hati diantara kita semua.

Berkunjung ke Coban Tengah ini memberiku satu lagi sebuah pengalaman berharga, pengalaman melihat lagi salah satu surga kecil yang tercipta di daerahku ini. Perjalanan menuju Coban tengah juga mengajarkan kita akan arti kesabaran karena memang sebuah tempat yang indah tak akan gampang untuk dicapai seperti layaknya surga kita butuh perjuangan untuk menggapainya.



Bagaimana Cara Untuk Ke Coban Tengah?

Dan untuk kalian yang ingin melihat surga kecil yang ada di daerahku ini kalian bisa merencakannya dengan mudah karena memang Coban Tengah berada tak begitu jauh dari pusat kota Malang dan Batu. Untuk kalian yang berada dari luar daerah kalian bisa menggunakan berbagai transportasi mulai dari Pesawat hingga Kereta Api dan turun di Kota Malang. Apalagi saat ini ada Tiket.com yang menawarkan banyak kemudahan untuk kalian mencari tiket pesawat ataupun kereta.

Sesampainya di Malang kalian bisa langsung meluncur ke Kota Wisata Batu, disana kalian bisa transit dan sekedar menikmati suasana pegunungan maupun bermalam terlebih dahulu karena memang Coban Tengah berada tak jauh dari pusat Kota Batu. Tak perlu bingung untuk mencari hotel atau penginapan tinggal buka Tiket.com kemudian pilih sesuai selera maupun budget kalian dan nikmatilah suasana kota batu yang menyenangkan. Karena sayang jika ke Batu tak berlama lama untuk menikmati keindahan kota ini.


Dari Batu kalian bisa menyewa sepeda motor atau mobil kemudian menuju kawasan wisata Coban Rondo. Hanya perlu 30 menit saja dari pusat Kota Batu. Akses menuju Coban Tengah dapat kalian temukan sesuai petunjuk yang ada sebelum kalian masuk di gerbang air terjun Coban Rondo.

Nah dari persimpangan jalur ini petualangan sesungguhnya dimulai. Jika membawa sepeda motor, kalian bisa langsung memacu motor hingga gerbang masuk Coban Tengah. Tapi bagi kalian yang membawa mobil aku sarankan untuk memarkir kendaraan di persimpangan ini karena hanya mobil jenis Jeep dan 4WD saja yang sanggup melewati jalur rusak menuju Gerbang Coban Tengah.

4 – 5 km harus kalian tempuh dengan berjalan kaki. Perlu kesabaran, kekuatan dan tekad yang tangguh untuk melewati itu semua. Sekali lagi karena memang surga itu tak mudah untuk digapai kalian perlu perjuangan untuk itu semua. Namun diakhir nanti akan ada balasan setimpal untuk perjuangan kalian. Coban Tengah akan memberikan senyum terindahnya.





Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba blog "Surga Tersembunyi Di Daerahku" yang diselenggarakan oleh Tiket.com dan Detik Travel.

You Might Also Like

1 komentar

Followers

Contact Form